Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 4, No. 02, Februari 2022
E-ISSN:2723 6595
http://jiss.publikasiindonesia.id/ P-ISSN:2723 6692
Doi: 10.36418/jiss.v4i02.784 106
Gambaran Epidemiologi Covid-19 Periode Januari-Juli 2021 di Puskesmas Cempaka
Putih
Epidemiological Description of Covid-19 for the January-July 2021 Period at the Cempaka
Putih Health Center
Delia Maharani, Siti Maulidya Sari, Muhammad Arsyad
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta, Indonesia
Artikel info
Artikel history
Diterima
: 25-01-2023
Direvisi
: 12-02-2023
Disetujui
: 20-02-2023
Kata Kunci: Covid-19;
Epidemiologi; Cempaka Putih
Keywords: Covid-19,
Epidemiology; Cempaka Putih
Abstrak
Covid-19 adalah penyakit disebabkan oleh virus SARS-CoV 2 dan sangat
menular. Jakarta Pusat menjadi salah satu daerah yang memiliki angka
kejadian Covid-19 tertinggi, dan Puskesmas Cempaka Putih adalah salah satu
puskesmas di daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif
dengan data sekunder berupa rekam medis di Puskesmas Cempaka Putih, dan
diperoleh total sampling. Penelitian ini menghasilkan (16%) berusia usia <18
tahun, (42,4%) berusia 18-40 tahun, (33,6%) berusia 41-64 tahun, (7,3%)
berusia ≥65tahun, dan (0,6%) tidak tercatat. (46,5%) adalah laki-laki dan
(53,4%) adalah perempuan. (12,6%) adalah pegawai, (4,2%) adalah pelajar,
(4,2%) adalah pedagang, lain-lain (4,4%), (1%) tidak bekerja, dan (77,6%)
tidak tercatat. Tempat tingggal (47,5%) Kecamatan Cempaka Putih, (51,8%)
luar Kecamatan Cempaka Putih, dan (0,7%) tidak tercatat. (15,4%) memiliki
riwayat penyakit sebelumnya, (24,9%) tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya, dan (59,7%) tidak tercatat. (3,2%) telah vaksin COVID-19,
(7,3%) tidak pernah divaksin COVID-19, dan (89,5%) tidak tercatat.
Kesimpulan penelitian yaitu, proporsi terbanyak yang didapatkan (42,4%)
usia 18-40 tahun, (53,4%) perempuan, (12,6%) pegawai, tempat tinggal
(51,8%) di luar Kecamatan Cempaka Putih, (24,9) memiliki riwayat penyakit
sebelumnya, dan (7,3%) tidak pernah vaksin COVID-19. Dalam pandangan
islam seseorang harus menjauhi wabah, dan berikhtiar untuk mendapat
kesembuhan.
Abstract
Covid-19 is a disease caused by the SARS-CoV 2 virus and is highly
contagious. Central Jakarta is one of the areas with the highest Covid-19
incidence, and the Cempaka Putih Health Center is one of the health centers
in the area. This study used a descriptive study with secondary data in the
form of medical records at the Cempaka Putih Health Center, and total
sampling was obtained. This research resulted in (16%) aged <18 years,
(42.4%) aged 18-40 years, (33, 6%) aged 41-64 years, (7.3%) aged ≥65 years,
and (0.6%) not recorded. (46.5%) are male and (53.4%) are female. (12.6%)
are employees, (4.2%) are students, (4.2%) are traders, others (4.4%), (1%)
do not work, and (77.6% ) not recorded. Place of residence (47.5%) in
Cempaka Putih District, (51.8%) outside of Cempaka Putih District, and
(0.7%) not recorded. (15.4%) had a history of previous illness, (24.9%) had
no history of previous illness, and (59.7%) were not recorded. (3.2%) had the
COVID-19 vaccine, (7.3%) had never been vaccinated against COVID-19,
and (89.5%) were not recorded. The conclusion of the study is that the highest
proportion was obtained (42.4%) aged 18-40 years, (53.4%) women, (12.6%)
employees, residence (51.8%) outside Cempaka District Putih, (24.9) had a
previous history of illness, and (7.3%) had never received the COVID-19
vaccine. In the view of Islam one must stay away from the plague, and seek to
get healed.
Gambaran Epidemiologi COVID-19 di Puskesmas Cempaka putih Periode Januari-Juli 2021
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 02 Februari 2023
107
Koresponden author:
Delia Maharani
Email:
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
CC BY SA
2022
Pendahuluan
Pada tahun 2019 tanggal 31 Desember, WHO China Country Office melaporkan
terdapat kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
China (Suryaningrum et al., 2021). China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
coronavirus pada tanggal 7 Januari 2020 (Khaerunnisa et al., 2022). World Health Organization
memberi nama virus baru tersebut SARS-CoV-2 dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) pada tanggal 11 Februari 2020 (Indonesia, 2020). Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
pandemi (Pronyk et al., 2019). Sampai saat ini terdapat lebih dari 200 negara yang terinfeksi COVID-
19 dengan jumlah kasus COVID-19 secara global mencapai 340.543.926 kasus dan 5.570.163 kematian
di seluruh dunia (Organization, 2020).
Sekitar empat bulan setelah kasus pertama di Cina, Indonesia mengumumkan kasus
Covid-19 pertamanya. Kasus pertama di Indonesia pada bulan Maret 2020 sebanyak 2 kasus
dan setelahnya pada tanggal 6 Maret ditemukan kembali 2 kasus (Veronica et al., 2021). Di
Asia Tenggara Indonesia menduduki peringkat kedua sebanyak 4,208,248 kasus dan
menduduki peringkat ke enam belas di dunia dalam jumlah kasus konfirmasi (Organization,
2020).
Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kasus terkonfirmasi tertinggi adalah
DKI Jakarta. Berdasarkan data dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 23
Desember 2021 hingga 6 Januari 2022, wilayah dengan kasus terkonfirmasi tertinggi ialah
Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan terakhir
Kepulauan Seribu (Sinaga et al., 2022). Wilayah Jakarta Pusat memiliki 84.442 kasus
terkonfirmasi pada tiga kecamatan tertinggi yaitu Kecamatan Kemayoran 20.105 kasus, Tanah
Abang 11.130 kasus, dan Cempaka Putih 10.601 kasus (Covid-19, 2022).
Pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi persebaran dari COVID-19 dengan
membatasi mobilisasi orang yang berisiko hingga masa inkubasi, selain itu pencegahan lain
dengan meningkatkan daya tahan imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan sehat,
memperbanyak cuci tangan, menggunakan masker, melakukan olahraga dan istirahat yang
cukup (Seftiya & Kosala, 2021).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti epidemiologi kejadian
COVID-19 di Kecamatan Cempaka Putih yang merupakan Kecamatan tertinggi ke-3 kasus
konfirmasi Covid-19 di Wilayah Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Wabah COVID-19 yang terjadi saat ini ada kesamaan dengan pada zaman Nabi yang
juga sama terjadi wabah menular dan mematikan (Nurhidayati & Rofiq, 2021). Pada zaman
Rasulullah juga terjadi wabah yang menyerang kaum Rasulullah. Nabi Muhammad SAW
memerintahan kepada para pengikutnya agar bersabar dan selalu mengharapkan pertolongan
yang datang dari Allah SWT. Disebutkan pada Hadits Riwayat Bukhari yaitu bagi orang yang
bersabar dijanjikan surga dan pahala untuknya (El Zuhby, 2021).
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 02 Februari 2023
108
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey yaitu
penelitian untuk mempelajari gambaran umum angka kejadian dan karakteristik sebuah
populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel pada
penelitian ini adalah semua penderita terdiagnosis Covid-19 periode Januari-Juli 2021 di
Puskesmas Cempaka Putih. dengan kriteria eksklusi penderita Covid-19 di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2021 yang data rekam medisnya tidak jelas dan
tidak terbaca. Penelitian dilakukan selama 1 bulan pada bulan Januari 2023 di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Hasil dan Pembahasan
Pasien penderita COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, memiliki
beberapa karakteristik, diantaranya seperti tertera dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1. Karakteristik Penderita COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
Jakarta Pusat Periode Januari-Desember 2021
Variabel
Jumlah
Persentase
(%)
Usia
<18 tahun
18-40tahun
41-64 tahun
65tahun
Tidak tercatat
Total
994
2632
2086
455
35
6202
16,0
42,4
33,6
7,3
0,6
100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tidak tercatat
Total
2885
3313
4
6202
46,5
53,4
0,1
100,0
Pekerjaan
Pedagang
Buruh
Pegawai
Pelajar
Tidak bekerja
Lain-lain
Tidak tercatat
Total
Tempat Tinggal
Kecamatan Cempaka Putih
Luar Kecamatan Cempaka Putih
Tidak Tercatat
Total
7
0
580
194
46
203
3563
4593
2315
2325
36
4876
0,2
0
12,6
4,2
1,0
4,4
77,6
100,0
47,5
51,8
0,7
100,0
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Memiliki
Tidak Memiliki
Tidak tercatat
Total
680
1105
2650
4435
15,4
24,9
59,7
100,0
Gambaran Epidemiologi COVID-19 di Puskesmas Cempaka putih Periode Januari-Juli 2021
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 02 Februari 2023
109
Riwayat Vaksin COVID-19
Pernah
Tidak pernah
Tidak tercatat
Total
119
265
3275
3659
3,2
7,3
89,5
100,0
Berdasarkan data hasil penelitian diatas (Tabel 4.1) dapat dilihat bahwa 994 orang
termasuk kategori usia <18 tahun (16%), 2632 orang termasuk kategori usia 18-40 tahun
(42,4%), 2086 orang termasuk kategori usia 41-64 tahun (33,6%), 455 orang termasuk kategori
usia ≥65tahun (7,3%), dan sebanyak 35 orang (0,6%) tidak tercatat. Terdapat sebanyak 2885
orang berjenis kelamin laki-laki (46,5%), dan sebanyak 3313 orang berjenis kelamin
perempuan (53,4%).
Pekerjaan paasien terbagi atas beberapa kategori. Pasien yang menderita COVID-19
memiliki mata pencaharian sebagai pegawai sebanyak 580 orang (12,6%), sebagai pelajar 194
orang (4,2%), sebagai pedagang 7 orang (4,2%), sebagai lain-lain 203 orang (4,4%), tidak
bekerja 46 orang (1%), dan 3563 orang (77,6%) tidak tercatat. Tempat tingggal pasien terbagi
atas dua kategori yaitu di Kecamatan Cempaka Putih sebanyak 2315 orang (47,5%), luar
Kecamatan Cempaka Putih sebanyak 2325 orang (51,8%), dan yang tidak tercatat sebanyak 36
orang (0,7%).
Terdapat sebanyak 680 orang (15,4%) memiliki riwayat penyakit sebelumnya, sebanyak
1105 orang (24,9%) tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, dan sebanyak 2650 orang
(59,7%) tidak tercatat. Selain itu, sebanyak 119 orang (3,2%) telah vaksin COVID-19, sebanyak
265 orang (7,3%) tidak pernah divaksin COVID-19, dan 3275 orang (89,5%) tidak tercatat.
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat dikatehui rentang usia pasien penderita
COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2021 adalah
kelompok usia <18 tahun 994 orang (16%), kelompok usia 18-40 tahun 2632 orang (42,4%),
kelompok usia 41-64 tahun 2086 orang (33,6%), dan kelompok usia ≥65 tahun 455 orang
(7,3%).
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini seusai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lana (2022) dimana dalam penelitiannya dinyakatakan jumlah penderita COVID-19 mencapai
puncaknya pada rentang usia 12-25 dan 26-45. Banyaknya penderita yang berada pada usia
tersebut dapat disebabkan karena rentang usia tersebut termasuk usia produktif. Kelompok
rentang usia produktif ini merupakan kelompok yang lebih aktif sehingga lebih berisiko
terinfeksi COVID-19.
Jenis kelamin pasien penderita COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari-Juli 2021 terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 3313 orang (53,4%).
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitan (Sani et al., 2020) yang
mendapakan hasil penderita pria sebanyak (52%) dan perempuan sebanyak (48%). Menurut
(Bwire, 2020), pada laki-laki asia memiliki pengeskpresian gen lebih tinggi dibanding wanita.
Akan tetapi, terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan karena perempuan
memiliki kecenderungan untuk memperhatikan tubuhnya, sehingga sangat mungkin para
perempuan lebih berinsiaitif untuk melakukan tes screening COVID-19.
Jenis pekerjaan terbanyak yang didapatkan adalah pegawai yaitu 12,6%. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahman et al.,
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 02 Februari 2023
110
2022) dimana jenis pekerjaan sebagai karyawan memiliki proporsi tertinggi yaitu 40,62%. Hal
ini dapat dikarenakan karyawan yang tidak melakukan work from home (WFH) seperti tenaga
kesehatan, pengemudi ojek online lebih mudah terpapar akan infeksi COVID-19. Menurut
(Rahman et al., 2022) mengatakan bahwa pekerja yang bekerja dalam ruangan juga akan lebih
mudah teinfeksi COVID-19 karena ruangan yang tertutup terbatas akan sirkulasi udara.
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat diketahui bahwa 680 orang (15,4%) penderita
COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2021 dan 1105 orang
(24,9%) tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Apriani & Dewi, 2022). Hal ini dapat terjadi
karena tidak semua orang pernah melakukan pemeriksaan akan penyakitnya, dan banyak orang
yang merasa tidak memiliki penyakit tidak mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
Sebanyak 119 orang (3,2%) dari pasien penderita COVID-19 di Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2021 telah memiliki riwayat vaksinasi dan 265 orang
(7,3%) tidak pernah melakukan vaksinasi COVID-19. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nugroho & Hidayat, 2021). Riwayat vaksinasi
dapat bergantung dari suku, agama, dan pengetahuan. Nugroho dan Hidayat (2021) menyatakan
keraguan masyarakat mengenai vaksin COVID-19 ini adalah kekhawatiran mengenai efek
samping dan kegunaannya, tidak mempercayai jika vaksin adalah solusi mengatasi pandemi,
tidak yakin akan keamanannya serta keyakinan agama.Hal ini juga dapat terjadi karena saat
Januari-Juli 2021 vaksin COVID-19 baru mulai di sosialisasikan ke masyarakat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah, dapat disimpulkan
bahwa penderita COVID-19 di Puskesmas Cempaka Putih, Jakarta Pusat Periode Januari-Juli
2021 berjumlah 6202 orang. Dari data yang diolah, proporsi terbanyak yang didapatkan adalah
(42,4%) berusia 18-40 tahun, (53,4%) berjenis kelamin perempuan, pekerjaan (12,6%) sebagai
pegawai, tempat tinggal di luar Kecamatan Cempaka Putih (51,8%), (24,9) memiliki riwayat
penyakit sebelumnya, dan (7,3%) tidak pernah vaksin COVID-19.
Tinjauan Islam tentang gambaran epidemiologis COVID-19, bahwa jika terdapat wabah
kita harus segera menjauhinya dan jika kita di dalamnya maka kita tidak boleh untuk keluar
agar tidak memperbanyak yang terjangkit. Karena wabah tidak melihat dari usia, jenis kelamin,
pekerjaan dan lain-lain, maka hendaknya kita terus mengkaji ilmu tentang wabah bagaimana
cara mencegah dan mengobati agar bisa terhindar. Selain itu, berikthiar sangat dianjurkan
dengan melakukan pencegahan seperti mengikuti protokol kesehatan yang telah dibuat oleh
pemerintah. Bersabar kepada Allah dan memohon ampunan serta kesembuhan dengan
meminum obat dan menunggu proses penyembuhan.
Bibliografi
Apriani, W. D., & Dewi, S. R. (2022). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan
Kesediaan Vaksinasi Covid-19 pada Masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara: The
Relationship between Knowledge Level and Willingness to Vaccinate Covid-19 in the
Gambaran Epidemiologi COVID-19 di Puskesmas Cempaka putih Periode Januari-Juli 2021
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 02 Februari 2023
111
Community in Kutai Kartanegara Regency. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 4(4), 420
427.
Bwire, G. M. (2020). Coronavirus: why men are more vulnerable to Covid-19 than women?
SN Comprehensive Clinical Medicine, 2(7), 874876.
Covid-19. (2022). Info Seputar Penanganan Covid-19. https://covid19.go.id/id
El Zuhby, N. (2021). Tafakur pandemi Covid-19 perspektif pendidikan Islam. Fikroh: Jurnal
Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 14(1), 1327.
Indonesia, P. D. P. (2020). Pneumonia covid-19 diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Khaerunnisa, R., Rumana, N. A., Yulia, N., & Fannya, P. (2022). Gambaran Karakteristik
Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Mekar Sari Bekasi Tahun 2020-2021. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI), 10(1), 72.
Nugroho, S. A., & Hidayat, I. N. (2021). Efektivitas Dan Keamanan Vaksin Covid-19: Studi
Refrensi. Jurnal Keperawatan Profesional, 9(2), 61107.
Nurhidayati, T., & Rofiq, M. N. (2021). Pandemi Covid-19 dalam Kacamata Islam.
FALASIFA: Jurnal Studi Keislaman, 12(02), 6274.
Organization, W. H. (2020). Coronavirus disease (COVID-19), 12 October 2020.
Pronyk, P., Sugihantono, A., Sitohang, V., Moran, T., Kadandale, S., Muller, S., Whetham, C.,
& Kezaala, R. (2019). Vaccine hesitancy in Indonesia. The Lancet Planetary Health,
3(3), e114e115.
Rahman, F. S., Heriyani, F., Nurrasyidah, I., Noor, M. S., & Washilah, S. (2022). Hubungan
Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan dengan Kejadian Covid-19 di Puskemas Pemurus
Dalam Kota Banjarmasin. Homeostasis, 5(1), 110.
Sani, N., Febriyani, A., & Hermina, Y. F. (2020). Karateristik Pasien Apendisitis Akut Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Malahayati
Nursing Journal, 2(3), 577586.
Seftiya, A., & Kosala, K. (2021). Epidemiologi Karakteristik Pasien Covid-19 di Kalimantan
Utara: Epidemiology Characteristics of Covid-19 Patients in North Kalimantan. Jurnal
Sains Dan Kesehatan (J. Sains Kes.), 3(5), 645653.
Sinaga, E. S., Pou, R., Tarigan, G. H., Yuwono, B. E., & Hartini, H. (2022). Pemberian
Vaksinasi Booster Covid-19 Sebagai Upaya Percepatan Terbentuknya Kekebalan
Kelompok Pada Masyarakat Di Wilayah Dki Jakarta. JUARA: Jurnal Wahana Abdimas
Sejahtera, 228237.
Suryaningrum, F. N., Nurjazuli, N., & Rahardjo, M. (2021). Hubungan pengetahuan dan
persepsi masyarakat dengan upaya pencegahan covid-19 di Kelurahan Srondol Wetan,
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 02 Februari 2023
112
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 9(2), 257263.
Veronica, N. F., Radhiah, K. I., & Nadiyah, C. (2021). Meninjau Vaksinasi Covid-19 di
Indonesia: Implementasi Kebijakan Kesehatan Dalam Perspektif Publik di Kabupaten
Kutai Kartanegara. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.