Pemaknaan Konten Youtube Fadil Jaidi Tentang Adab Kepada Orang Tua (Studi Resepsi pada Subscriber
Millennial)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 02 Februari 2023
141
resepsi lainnya juga dilakukan Sofiana Santoso, dimuat dalam Junal Komuniti, Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun 2020 lalu. Penelitian tersebut menemukan bermacam
interpretasi khalayak dalam memaknai berita kasus Meiliana tentang konflik multikultural di
media online sekaligus menemukan faktor-faktor kontekstual yang memengaruhi penerimaan
khalayak terhadap teks (Santoso, 2021).
Dari ketiga penelitian terdahulu persamaan riset ini dengan yang lainnya adalah sama-
sama mengkaji resepsi khalayak sebagai fokus analisis. Selain itu dua eari tiga riset serupa juga
mengkaji materi sebuah tayangan. Namun perbedaan dan nilai tambah penelitian ini dari
beberapa penelitian sebelumnya adalah pada jumlah resptor diwawancara jauh lebih banyak
dari riset-riset sebelumnya sehingga akan memberikan perspektif lebih kaya dan beragam.
Selain itu jumlah reseptor yang lebih banyak akan menunjukan diferensiasi proporsi dari
pembagian ketiga kategori resepsi yang dominant hegemonic position, negotiation position, dan
opposition position yang khas para penelitian resepsi.
Youtube sebagai Media Baru
Youtube merupakan media baru yang memberikan kebebasan penggunanya untuk
memproduksi, menyebarkan dan mengkonsumsi segala bentuk informasi. Youtube bisa
dibilang media baru karena bentuk dari teknologi komunikasi bermedia, dimana keberadaannya
muncul bersama dengan teknologi digital. Nasrullah (dalam Panuju, 2018) mendefinisikan
interaksi maupun interaktif ialah konsep yang kerap digunakan untuk membedakan antara
media baru yang digital serta media tradisional yang memakai analog. Kedatangan teknologi
data serta komunikasi paling tidak bisa memudahkan untuk siapapun yang memakai teknologi
untuk berhubungan tanpa terdapatnya batas.
Istilah media baru digunakan di mana-mana dalam berbagai cara. Ketiga aspek media
baru ini muncul berulang kali dalam literatur bersama dengan teknologi dan praktik lain yang
lebih spesifik seperti kolaborasi, digitalisasi, telekomunikasi. Penggunaan kata "baru"
menyiratkan faktor waktu, jadi mungkin masuk akal untuk mendefinisikan istilah dalam
konteks temporal. Akan selalu ada sesuatu yang "baru" yang mungkin akan menjadi hal yang
baik untuk menghentikan kata baru, dalam konteks ini pilihan yang lebih baik adalah media
jaringan. Teori media baru ialah suatu teori dibesarkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan
media baru merupakan teori yang mangulas mengenai pertumbuhan media. Teori media baru
menjelaskan interaksi sosial yang membedakan media bagi kedekatannya dengan interaksi
tatap muka. Pierre Levy memandang world wide web (www) selaku suatu data terbuka,
flaksibel, serta dinamis.
Media baru yang membolehkan orang untuk membuat, memodifikasi, serta berbagi
dengan orang lain, dengan memakai perlengkapan yang simpel semacam pc serta mobile
dengan akses internet. Terdapat 2 aspek mendasar pertumbuhan media baru awal; Digitalisasi,
ialah pesan yang di informasikan dalam wujud bacaan yang diganti jadi serangkaian kode- kode
digital serta bisa dibuat, dikirim pada penerima ataupun ditaruh. Kedua; Konvergensi, ialah
penyatuan seluruh wujud serta peranan media yang sepanjang ini berdiri sendiri baik dalam
proses organisasinya, distribusi, penerimaan, regulasi, ataupun guna selaku sumber data serta
hiburan (Kiráľová & Pavlíčeka, 2015).
Media baru pula diisyarati dengan terdapatnya konvergensi media. Yang secara struktural
ada 3 integrasi ialah, telekomunikasi, informasi komunikasi serta komunikasi massa dala satu
medium (Karim, 2016). Media baru mengganti peranan media komunikasi interpersonal, baik