Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 4, No. 1, Januari 2023
E-ISSN:2723 6595
http://jiss.publikasiindonesia.id/ P-ISSN:2723 6692
Doi: 10.36418/jiss.v4i1.762 29
Dinamika Self-Compassion Pada Mahasiswa Baru Dalam Menjalani Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Berbasis Aplikasi Zoom Atau Microsoft Teams
Margaretha Natalia Crist Shella Sianturi, Irwansyah
Universitas Pelita Harapan, Indonesia
Email: Margarethanat40@gmail.com, dr.irwansyah.ma@gmail.com
Artikel Info
Artikel history
Diterima
: 17-12-2022
Direvisi
: 18-01-2023
Disetujui
: 20-01-2023
Kata Kunci: Self-
Compassion; Pembelajaran
Jarak Jauh; Zoom;
Microsoft Teams.
Keywords: Self-
compassion; Distance
Learning; Zoom; Microsoft
Teams.
Abstrak
Di masa pandemi Covid-19, setiap universitas melakukan sistem
pembelajaran jarak jauh atau dikenal dengan PJJ. Pembelajaran yang
awalnya dilaksanakan dalam kelas secara tatap muka kini harus
dilakukan secara daring melalui aplikasi seperti zoom atau microsoft
teams. Dengan bantuan aplikasi tersebut, pengajar dan mahasiswa tetap
dapat melaksanakan proses pembelajaran. Sikap self-compassion
merupakan kunci dalam pembelajaran jarak jauh berbasis aplikasi karena
tidak semua individu dapat beradaptasi dengan cepat untuk
menggunakan suatu aplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana dinamika atau sikap self-compassion mahasiswa
baru dalam menjalani PJJ berbasis aplikasi zoom atau microsoft teams.
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi
fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
melalui zoom meetings kepada lima mahasiswa baru. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa memiliki self-
compassion yang baik sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran
online berbasis aplikasi. Mereka dapat dengan cepat menyesuaikan diri
dengan perubahan dan mampu mengoperasikan setiap aplikasi yang
digunakan.
Abstract
During the Covid-19 pandemic, every university carried out a distance
learning system or known as PJJ. Learning that was originally carried
out in the classroom face-to-face must now be done online through
applications such as zoom or microsoft teams. With the help of the
application, teachers and students can still carry out the learning
process. Self-compassion is key in app-based distance learning because
not all individuals can adapt quickly to using an app. The purpose of this
study is to find out how the dynamics or attitudes of new student self-
compassion in undergoing PJJ based on the zoom application or
Microsoft Teams. This research is qualitative using phenomenological
study methods. The data collection technique was carried out by
interviewing through Zoom meetings to five new students. The results
showed that overall students have good self-compassion so that they do
not interfere with the application-based online learning process. They
can quickly adjust to changes and are able to operate every application
used.
Koresponden author: Margaretha Natalia Crist Shella Sianturi
Email: Margarethanat40@gmail.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
CC BY SA
2022
Margaretha Natalia Crist Shella Sianturi, Irwansyah
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 30
30
Pendahuluan
Beberapa bulan belakangan ini, masyarakat diharuskan untuk melakukan physical distancing
dan karantina yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Menurut WHO (2020), penularan virus
Covid-19 ini begitu cepat hanya dengan hirupan droplet yang keluar dari batuk atau napas seseorang
dengan jarak kurang lebih satu meter. Alasan inilah yang membuat pemerintah mengharuskan
masyarakat untuk melakukan social distancing serta karantina sehingga universitas dan sekolah
diwajibkan untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara online (Kompas, 2020). Proses
belajar online tentunya memerlukan platform yang dapat mendukung pembelajaran, seperti Zoom
Meeting dan Microsoft Teams. Kompasiana (2020), mengatakan bahwa metode PJJ pada dasarnya
dibentuk agar proses pembelajaran dapat tetap berlangsung di tengah-tengah kondisi pandemi yang
tidak memungkinkan masyarakat untuk melakukan proses pembelajaran secara tatap muka. Namun,
pada kenyataannya, peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah bagi lembaga-lembaga pendidikan
menuai banyak kontroversi. Banyak kendala yang dialami, khususnya oleh mahasiswa baru dimana
kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) juga dilakukan secara online (Beritasatu,
2020).
Bagi mahasiswa baru, masa peralihan dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ke jenjang
perkuliahan merupakan masa transisi yang penting dimana mahasiswa baru mempunyai tuntutan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru ataupun dengan proses belajar berbasis aplikasi
secara online (Iflah & Listyasari, 2013). Proses adaptasi dalam menggunakan atau mengoperasikan
aplikasi bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa baru akan diperhadapkan pada lingkungan sosial yang
baru dengan latar belakang budaya berbeda-beda. Tidak hanya itu, mahasiswa baru juga dihadapkan
dengan kehidupan yang jauh lebih mandiri dibandingkan pada tahap sebelumnya sehingga berbagai
masalah akan timbul jika mahasiswa baru tidak dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik.
(Fauzi et al., 2012) mengemukakan bahwa permasalahan yang dialami oleh mahasiswa baru yang
tidak dapat melakukan adaptasi dengan situasi dan lingkungannya dapat menimbulkan emosi negatif
seperti depresi, merasa diri tidak berharga, sedih, marah, kesepian, dan melihat segala sesuatu secara
pesimis (Fisher & Reason, 1988). Sayangnya, orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang
awalnya diterapkan secara online dengan tujuan membuat pembelajaran terus berjalan efektif di
tengah pandemi tidak menurunkan emosi negatif pada mahasiswa baru (Sindonews, 2020).
Mahasiswa baru mengeluh akan ketidakrataan kondisi jaringan internet yang juga berdampak pada
komunikasi antar sesama mahasiswa baru dimana komunikasi dan teknologi merupakan poin penting
dalam proses adaptasi (Utami, 2015). Ditambah lagi, komunikasi yang tidak dapat dilakukan secara
langsung (tatap muka) dan harus dilakukan secara daring akan berdampak pada tingkat keeratan
persahabatan yang akan dibina oleh mahasiswa baru baik secara positif maupun negatif (Arianto,
2015).
Saat melakukan penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa
baru untuk memperoleh gambaran langsung tentang fenomena yang telah ditemukan di atas.
Ternyata, semua partisipan melaporkan hal yang sama, dimana kesulitan terbesar selama melakukan
pembelajaran jarak jauh terdapat pada jaringan internet yang tidak stabil dalam menggunakan Zoom
dan Microsft Teams, baik dari sisi mahasiswa maupun pengajar. Sebagai mahasiswa baru yang harus
beradaptasi dengan lingkungan, materi, serta kecanggihan aplikasi, mereka melaporkan bahwa hal ini
sangat menyulitkan dalam mencari teman dan menyesuaikan diri dengan baik. Sehingga, dari hasil
wawancara yang dilakukan, relasi yang dibangun dengan teman baru di dunia perkuliahan hanya
berada di permukaan, seperti perkenalan nama dan asal tempat, namun tidak mengetahui lebih dalam.
Dalam mengatasi emosi negatif yang dialami oleh mahasiswa baru terkait dengan penyesuaian
diri dengan lingkungan baru, diperlukan adanya keterbukaan terhadap kesusahan yang sedang
dihadapi. Menurut (Widyastuti, 2017), sikap welas diri dapat menjadi tahapan pertama dalam
Dinamika Self-Compassion Pada Mahasiswa Baru Dalam Menjalani Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Berbasis Aplikasi Zoom Atau Microsoft Teams
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023
31
mengatasi emosi negatif terkait dengan permasalahan penyesuaian diri yang dialami oleh mahasiswa
baru. Sikap welas diri inilah yang biasanya disebut dengan istilah self-compassion. (Neff et al., 2020)
mengemukakan bahwa self-compassion adalah kebaikan dan pengertian yang diberikan kepada diri
sendiri ketika individu diperhadapkan pada kegagalan pribadi. Dengan adanya self-compassion,
mahasiswa baru dapat menyadari bahwa apa yang sedang dialami sekarang merupakan masalah yang
sedang dialami juga oleh orang lain.
Adapun keunikan dari penelitian ini adalah peneliti mengambil setting penelitian yang langka
terjadi, di mana penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran self-compassion di tengah
pandemi. Semua proses penelitian, mulai dari penyusunan latar belakang, pengambilan data, sampai
dengan analisis, dilakukan melalui media jarak jauh. Penelitian ini juga berguna untuk
membandingkan kondisi pembelajaran mahasiswa baru sebelum atau sesudah masa pandemi dengan
mahasiswa baru yang melakukan pembelajaran di masa pandemi. Dengan setting fenomena yang
berbeda, penelitian ini dapat memperkaya studi dan gambaran dinamika self-compassion pada
mahasiswa baru di kemudian hari. Maka dari itu, penting adanya penelitian mengenai dinamika self-
compassion pada mahasiswa baru yang sekarang sedang belajar secara daring berbasis aplikasi
online. Bagaimana keterkaitan antara self-compassion mahasiswa baru yang sedang melaksanakan
PJJ berbasis aplikasi zoom dan microsoft teams?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai dinamika self-compassion pada mahasiswa baru
dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis aplikasi zoom dan microsoft teams.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika mahasiswa baru terhadap self-
compassion dalam menjalani PJJ berbasis aplikasi zoom dan Microsoft Teams. Lalu penelitian ini
juga bermanfaat untuk mengetahui cara meningkatkan welas diri (Self-compassion) terhadap
pemanfaatan aplikasi TIK serta memberikan gambaran nyata bagaimana self-compassion yang
dimiliki dapat mempengaruhi mahasiswa baru dalam melaksanakan PJJ berbasis aplikasi zoom dan
microsoft teams.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan desain
studi fenomenologi. Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi menurut Creswell (2014)
adalah salah satu jenis pendekatan dimana peneliti mengeksplorasi dan melakukan observasi kepada
partisipan dengan tujuan mengetahui secara mendalam fenomena yang sedang diteliti. Sehingga
Metode ini cocok untuk menjelaskan peristiwa atau fenomena yang terjadi dalam proses
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis aplikasi Zoom atau Microsoft Teams. Metode kualitatif
sendiri merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu
dibalik fenomena yang masih minim atau bahkan belum diketahui sama sekali (Strauss & Corbin,
2009). Menurut (Creswell & Poth, 2016), studi fenomenologi merupakan sebuah gambaran umum
mengenai beberapa individu dari pengalaman hidupnya yang berkaitan dengan konsep atau fenomena
serta terdapat proses pengumpulan data dari individu yang telah mengalami fenomena atau peristiwa
tersebut. Kemudian, peneliti mencari informasi subjek melalui kegiatan wawancara dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang telah dirancang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan
sekunder. Data primer yaitu data yang bersumber atau diperoleh dari informan berdasarkan hasil
wawancara dan observasi. Dalam hal ini, data primer yang digunakan yaitu mahasiswa baru yang
sudah menjalani PJJ selama hampir satu semester. Subjek penelitian terdiri dari lima orang yang
dianggap sebagai sumber data atau informan untuk di wawancara dalam penelitian ini. Menurut
Esterberg (2002) wawancara merupakan tempat bertukar informasi dan ide melalui kegiatan tanya
Margaretha Natalia Crist Shella Sianturi, Irwansyah
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 32
32
jawab, sehingga dapat ditemukan makna dari suatu topik tertentu. Selain itu, wawancara juga
dilakukan untuk mengetahui situasi dan pikiran subjek secara mendalam (Maziyya, 2014).
Dalam menentukan informan di penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive
sampling. Peneliti sudah menentukan terlebih dahulu kriteria informan yang sesuai dengan
karakteristik penelitian yaitu mahasiswa baru yang sedang melalui masa transisi dari SMA ke
Universitas dan sedang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain itu, kriteria lain dari
penelitian ini adalah laki-laki atau perempuan dengan rentang usia 18-19 tahun. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan studi kepustakaan dan referensi lain sesuai dengan
penelitian serupa.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur,
dimana wawancara akan menggunakan pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan. Pedoman
wawancara berfokus pada satu hal yang ingin diteliti dari subjek serta melihat perspektif partisipan
melalui pertanyaan yang diberikan (Soegijono, 2020).
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan wawancana dengan kelima subjek
mahasiswa baru yang menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis aplikasi zoom atau Microsoft
teams ditemukan bahwa secara keseluruhan subjek memiliki self-compassion yang baik. Berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada subjek pada bagian ekpektasi dan latar belakang, para
subjek memiliki ekpektasi masing-masing terkait pembelajaran berbasis aplikasi. Diantara mereka
memiliki gambaran bahwa dapat belajar secara lebih fleksibel dalam segi waktu dan tempat. Tetapi
ada juga yang memiliki gambaran bahwa belajar secara online akan membosankan dan merasakan
dampak negatif lainnya. Selama menjadi mahasiswa baru dengan PJJ berbasis aplikasi, subjek juga
merasakan beberapa kesulitan atau hambatan yang dialami seperti jaringan internet yang kurang
memadai dan kegiatan kampus yang semakin padat. Namun diantara mereka tidak ada yang
mengatakan kesulitan dalam menggunakan atau menoperasikan zoom atau Microsoft teams.
Proses Pembelajaran Daring Menggunakan Zoom atau Microsoft Teams
Semenjak pasa pandemi Covid-19 terjadi, banyak sekali bermunculan media pembelajaran
online yang dapat digunakan oleh mahasiswa atau pengajar dalam proses ngajak mengajar. Pada
dasarnya, media pembelajaran online sudah lama hadir tetapi baru digunakan secara efektif beberapa
tahun terakhir ini. Dengan adanya aplikasi belajar berbasis internet. Saat ini Microsoft teams sangat
banyak digunakan di sekolah atau perusahaan untuk bekerja. microsoft teams adalah sebuah platform
atau workspace yang terdapat di aplikasi office 365 yang memili banyak fitur seperti pengugasan
aplikasi dan percakapan. Microsoft teams atau zoom memungkinkan siswa dan guru dapat tetap
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain meskipun sedang tidak bersama. Selain itu,
pembelajaran berbasis aplikasi ini juga dapat mengecek kemajuan aktivitas siswa dari tugas yang
diberikan sehari-hari.
Berdasarkan data yang diperoleh, empat dari kelima subjek memiliki ekspektasi yang positif
dan tinggi sebelum perkuliahan dengan sistem pembelajaran jarak jauh dimulai, kecuali subjek H di
mana subjek H sudah memiliki ekspektasi yang cenderung kurang positif sebelum memulai
perkuliahan, seperti misalnya pembelajaran yang kurang efektif jika dibandingkan dengan kuliah
tatap muka secara langsung. Empat dari kelima subjek merasa bahwa kenyataan yang dialami dalam
proses perkuliahan yang dilaksanakan berbasis aplikasi tidak sesuai dengan ekspektasi positif yang
keempat subjek tersebut miliki di awal.
Secara keseluruhan, kelima subjek mengalami dampak negatif dari pelaksanaan perkuliahan
PJJ berbasis aplikasi. Hal ini dapat dilihat dari salah satu subjek yang sempat mengalami mental
breakdown, subjek merasa terhambat dengan proses pembelajaran karena koneksi yang kurang
memadai. Sementara itu, subjek lain merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan istilah-istilah baru
yang ditemui dalam perkuliahan dan juga adanya kesulitan untuk membina persahabatan dengan
sesama mahasiswa baru, subjek ketiga yang juga mengalami kesulitan dalam membina pertemanan
Dinamika Self-Compassion Pada Mahasiswa Baru Dalam Menjalani Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Berbasis Aplikasi Zoom Atau Microsoft Teams
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023
33
dengan sesama mahasiswa baru di mana subjek ini tidak dapat berkenalan dengan teman baru selama
jam kosong dan adanya aturan untuk tidak menyalakan kamera sehingga subjek tidak tahu wajah
teman satu kelasnya.
Melalui data dari kelima subjek, dapat dikatakan bahwa pembelajaran berbasis aplikasi
memberikan dampak negatif bagi kelima subjek. Empat dari kelima subjek mengindikasikan adanya
kesulitan untuk beradaptasi dengan proses perkuliahan yang menggunakan zoom atau microsoft
teams, sementara satu subjek lain menunjukan tidak memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan
lingkungan barunya.
Menurut Neff (2020), self-compassion adalah kebaikan dan pengertian yang diberikan kepada
diri sendiri ketika individu diperhadapkan pada kegagalan pribadi. (Neff et al., 2020), juga
berpendapat bahwa ketika individu memiliki self-compassion, individu tersebut mempunyai
kapabilitas yang lebih dalam menghargai dan menerima kemanusiaannya karena segala sesuatu tidak
selalu berjalan sesuai dengan keinginan diri sendiri.
Melalui data yang ada, dapat dilihat bahwa tiga dari kelima subjek melihat kegagalan yang
dihadapi sebagai suatu pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Subjek subjek keempat melihat kegagalan yang terjadi sebagai suatu pengalaman yang berharga.
Sementara itu, subjek kelima melihat kegagalan sebagai sesuatu hal yang wajar dan tetap dapat
melihat sisi positif dari kegagalannya tersebut. Subjek kelima melihat kegagalan sebagai suatu hal
yang wajar yang juga memicu motivasi untuk bangkit dan berjuang dari kegagalan yang dialaminya.
Subjek lain melihat kegagalan sebagai suatu hal yang harus dijalani dengan usaha untuk menjadi
lebih baik lagi. Melalui jawaban ini, dapat dikatakan bahwa keempat subjek memiliki pandangan
yang relatif sama, yaitu melihat kegagalan sebagai sesuatu yang lumrah di mana hal ini sesuai
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (Satake & Arao, 2020) yang mendefinisikan self-
compassion sebagai kemampuan untuk mengalami pengalaman negatif sebagai sesuatu yang dialami
oleh semua individu, terkhususnya kegagalan yang masing-masing subjek hadapi dalam
melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh.
Sementara itu, satu subjek lainnya, memiliki pandangan yang sedikit berbeda terkait dengan
kegagalan yang dialami, terkhususnya dalam proses perkuliahan. Pada subjek ini, dapat dilihat
bahwa subjek memiliki strategi coping dalam menghadapi situasi yang kurang menyenangkan, yaitu
dengan mencoba untuk berinisiatif terlebih dahulu ketika terdapat hal-hal yang berada di luar
kendalinya. Hal ini juga mengindikasikan adanya usaha yang dilakukan oleh subjek dalam
menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan terkait dengan soal pertemanan yang cukup
sulit untuk dibina karena harus berkenalan secara daring. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Pebriani,
2021) yang menyatakan bahwa self-compassion memainkan peran yang penting dalam strategi
coping dimana self-compassion melibatkan pemikiran tentang situasi stres dengan cara meningkatkan
coping.
Melalui jawaban yang telah dikemukakan oleh masing-masing subjek, dapat dikatakan bahwa
kelima subjek memiliki pengertian serta penerimaan terhadap kegagalan yang masing-masing subjek
hadapi ketika proses perkuliahan tidak sesuai dengan ekspektasi awal. Data-data yang diperoleh dari
kelima subjek juga mengindikasikan adanya strategi regulasi penerimaan terhadap hal-hal yang
berada di luar kendali kelima subjek.
Kemudian, tiga dari kelima subjek, cenderung tidak terlalu menggubris terkait dengan
penilaian negatif ataupun tekanan yang masing-masing subjek terima dari lingkungan sosialnya.
Salah satu subjek cenderung tidak terlalu memperdulikan apabila penilaian negatif tersebut berasal
dari orang asing atau teman yang baru dikenal. Subjek menunjukkan bahwa dirinya biasa saja ketika
ada orang lain memberikan penilaian yang berbeda karena subjek merasa bahwa orang lain berhak
untuk memiliki pemikirannya sendiri. Sementara itu, subjek lain cenderung cuek dan berpendapat
bahwa dirinya akan lelah ketika terlalu banyak mendengarkan penilaian orang lain atas dirinya.
Sementara itu, kedua subjek lainnya memiliki pendapat yang cukup berbeda dimana subjek
memiliki sikap yang positif terhadap tekanan yang dialaminya dan membuat subjek untuk menjadi
individu yang mementingkan untuk menolong orang lain. Pada subjek kedua, dapat dilihat bahwa
jawaban subjek mengindikasikan bahwa subjek cenderung memikirkan tanggapan orang lain atas
dirinya, terutama penilaian negatif. Walaupun begitu, terdapat strategi coping pada subjek dimana
Margaretha Natalia Crist Shella Sianturi, Irwansyah
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 34
34
subjek mencoba untuk melakukan refleksi terlebih dahulu terhadap penilaian negatif orang lain dan
kemudian mencoba untuk meluruskan hal tersebut.
Secara keseluruhan, empat dari kelima subjek menunjukkan adanya penerimaan terhadap tekanan
atau penilaian negatif yang masing-masing subjek terima dari lingkungan sosialnya. Penerimaan
yang ada pada diri subjek ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap gambar diri dari masing-
masing subjek. Hal ini sesuai dengan pernyataan Neff (2020) yang mengemukakan bahwa self-
compassion tidak bergantung pada keadaan eksternal, di mana dalam konteks ini, keadaan eksternal
adalah penilaian negatif atau tuntutan dari orang lain. Namun, pada satu subjek, yaitu subjek kedua,
penilaian negatif cukup berpengaruh pada gambar diri subjek dimana hal ini mengindikasikan
penerimaan terhadap dirinya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan empat subjek lainnya.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek yaitu memiliki
dinamika yang tidak jauh beragam mengenai self-compassion. Dimulai dari gambaran self-
compassion dari setiap subjek, kelimanya memiliki kebaikan dan pengertian terhadap dirinya sendiri
saat diperhadapkan dengan persoalan yang mereka alami selama PJJ. Kelima subjek juga dapat
dikatakan memiliki setiap dimensi yang baik dari self-compassion. Mengenai dimensi pertama yaitu
self kindness vs. self judgement, kelima subjek memiliki pemahaman atas kelemahan yang
dimilikinya, menerima ketidaksempurnaannya, serta tidak merendahkan ataupun mengkritik diri
negatif atas kekurangan dirinya. Dimensi yang kedua yaitu common humanity vs. isolation, kelima
subjek menunjukkan jawaban bahwa mereka menganggap setiap persoalan yang dialami terkait PJJ
juga dialami oleh semua orang. Dimensi ketiga dari self-compassion yakni mindfulness vs. over-
identification, empat dari lima subjek menunjukkan penerimaan atas persoalan PJJ yang mereka
alami. Meskipun satu subjek tidak dapat menerimanya, namun sama seperti keempat lainnya, ia
memilih untuk tidak fokus pada keterbatasannya saja melainkan mencari sisi positif yang ada. ini
faktor perlu aku bahas ga ya
Self-compassion memiliki peran yang besar bagi mahasiswa baru dalam melewati masa
transisi dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini dapat dilihat hasil wawancara bahwa
penerimaan pemikiran dan perasaan mereka atas aplikasi zoom atau microsoft teams membuat
mereka dapat beradaptasi dalam waktu yang cukup singkat. Selain itu, self-compassion juga berperan
membuat kelima subjek tetap dapat melihat hal positif dari setiap persoalan yang ada.
Menjadi mahasiswa baru bukan merupakan suatu hal yang mudah, apalagi kelima subjek harus
menjalaninya dengan kondisi yang berbeda yaitu PJJ. Sehingga hal ini sangat terkait dengan self-
compassion yang mereka miliki. Keterkaitan self-compassion dengan PJJ yakni dalam hal dapat tetap
berjuang meskipun banyak persoalan dan kesulitan terkait PJJ, tetap dapat menerima dirinya, merasa
diri tidak sendiri, bahkan kelima subjek dapat melihat hal positif dalam persoalan PJJ yang mereka
alami.
Hal atau komponen yang harus dimiliki mahasiswa baru dalam melaksanakan PJJ adalah
persiapan diri untuk melakukan adaptasi dengan kondisi yang baru, pemahaman akan kelemahan dan
ketidaksempurnaan diri, penerimaan akan perasaan dan pemikiran diri sendiri, serta kesadaran bahwa
kegagalan merupakan bagian dari kehidupan. Cara meningkatkan rasa welas diri terkait dengan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh mahasiswa baru adalah mencintai diri sendiri terlebih
dahulu, serta memiliki dukungan dari lingkungan sekitar termasuk keluarga. Hal ini dapat menolong
individu untuk melawan segala kritikan dan hal negatif terhadap diri sendiri, serta memberikan
support bagi diri individu.
Maka dari itu, secara kesuluruhan kaitan self-compassion dan PJJ berbasis aplikasi ini dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan aplikasi zoom dan Microsoft teams mulai banyak digunakan dan
Dinamika Self-Compassion Pada Mahasiswa Baru Dalam Menjalani Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Berbasis Aplikasi Zoom Atau Microsoft Teams
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023
35
dikenal ketika pandemi Covid-19 mengharuskan mahasiswa untuk kuliah secara jarak jauh (online).
Proses pembelajaran yang dilakukan berbasis TIK ini dinilai kurang efektif karena sering terjadi
kendala pada jaringan atau internet yang kurang memadai. Hal ini tentunya berdampak pada kualitas
pembelajaran yang diterima oleh mahasiswa baru ataupun dalam proses adaptasi mereka. Namun, di
sisi lain PJJ berbasis zoom atau microsoft teams dapat lebih efisien karena komunikasi yang terjadi
lebih mudah antara mahasiswa dan pengajar.
Meskipun demikian, dengan adanya aplikasi zoom dan microsoft teams diharapkan dapat
membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran berbasis online dan mereka dapat memanfaatkan
aplikasi dengan efektif. Maka dari itu, dengan adanya fenomena ini diharapkan dapat memberi
dorongan kepada setiap universitas untuk memanfaatkan proses pembelajaran berbasis teknoloi dan
menjadi langkah awal menuju revolusi industri 4.0.
Adapun saran yang diajukan peneliti adalah Pembelajaran Jarak Jauh ini memiliki beberapa
kendala salah satunya adalah tidak semua orang dapat beradaptasi dengan cepat dalam menggunakan
aplikasi Zoom dan Microsoft teams baik dari pihak pengajar atau mahasiswa. Hal seperti merupakan
sebuah tantangan yang tidak bisa dihindari, sehingga perlu untuk membentuk self compassion yang
baik agar dapat beradaptasi di situasi baru.
Margaretha Natalia Crist Shella Sianturi, Irwansyah
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 36
36
Bibliografi
Arianto, A. (2015). “Menuju Persahabatan Melalui Komunikasi Antarpribadi Mahasiswa Beda
Etnis (Studi Kasus Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tadulako). Kritis:
Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 219230.
Https://Journal.Unhas.Ac.Id/Index.Php/Kritis/Article/View/16
Arnett, J. J. (2015a). Emerging Adulthood: The Winding Road From The Late Teens Through The
Twenties (2nd Ed.). New York, Ny: Oxford University Press.
Arnett, J., & Mitra, D. (2018). Are The Features Of Emerging Adulthood Developmentally
Distinctive? A Comparison Of Ages 1860 In The United States. Emerging Adulthood, 8(5),
412-419. Doi: 10.1177/2167696818810073
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among
Five Approaches. Sage Publications.
Https://Books.Google.Co.Id/Books?Hl=En&Lr=&Id=Dlbbdqaaqbaj&Oi=Fnd&Pg=Pp1&Dq=
Related:Fs7-7hjyx2sj:Scholar.Google.Com/&Ots=-Hu2a7dqnx&Sig=Ikotghi-
Vzcvlidtxjsidgtmrh4&Redir_Esc=Y#V=Onepage&Q&F=False
Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Satyawibawa, I., & Paeru, R. H. (2012). Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya Grup.
Hartanto, W. (2016). Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Ekonomi, 10(1), 118.
Iflah, I., & Listyasari, W. D. (2013). Gambaran Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru. Jppp-Jurnal
Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 2(1), 3336. Https://Doi.Org/10.21009/Jppp.021.05
Indahri, Y. (2020). Permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh Di Era Pandemi 13, 12, 1318.
Iresearchnet. (2020). Emerging Adulthood Retrieved From
Http://Psychology.Iresearchnet.Com/Developmental-Psychology/Social
Jehad, A., Raja, M., Elham, H., Haifa, B. I., & Hussam, N. F. (2020). Students’ Perceptions Of E-
Learning Platforms (Moodle, Microsoft Teams And Zoom Platfomrs) In The University Of
Jordan Education And Its Relation To Self-Study And Academic Achievement During
Covid-19 Pandemic. Advanced Research & Studies Journal, 11(5), 2133.
Mccormick, C. M., Kuo, S. I. C., & Masten, A. S. (2011). Developmental Tasks Across The
Lifespan. In K. L. Fingerman, C. A. Berg, J. Smith, & T. C. Antonucci (Eds.), The
Handbook Of Lifespan Development (Pp. 117140). New York: Springer.
Maziyya, S. Z. (2014). Stres Dan Coping Pada Ibu Tunggal Yang Bekerja Di Bandung: Studi
Grounded Theory Pada Dua Ibu Tunggal Dewasa Madya Yang Bekerja Dan Memiliki Anak Di
Kota Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Http://Repository.Upi.Edu/15442/
Neff, K. D., Knox, M. C., Long, P., & Gregory, K. (2020). Caring For Others Without Losing
Yourself: An Adaptation Of The Mindful Self‐Compassion Program For Healthcare
Communities. Journal Of Clinical Psychology, 76(9), 15431562.
Https://Doi.Org/10.1002/Jclp.23007
Pebriani, L. V. (2021). Korelasi Antara Self-Compassion Dengan Kecemasan Sosial Pada Anak Usia
Sekolah Dasar Di Kota Bandung. Journal Of Psychological Science And Profession, 5(1), 57
65. Https://Doi.Org/10.24198/Jpsp.V5i1.31931
Singh, R., & Awasthi, S. (2020). Updated Comparative Analysis On Video Conferencing Platforms-
Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, Webex Teams And Gotomeetings. Easy Chair: The
World For Scientist, 19. Retrieved From Https://Easychair.Org/Publications/Preprint/Fq7t
Dinamika Self-Compassion Pada Mahasiswa Baru Dalam Menjalani Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Berbasis Aplikasi Zoom Atau Microsoft Teams
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023
37
Turner, J.S. & Helms, D. B. (1995). Lifespan Development (5th Ed). Florida: Hartcourt Brace
College Publishers.
Utami, L. (2015). Teori-Teori Adaptasi Antar Budaya. Jurnal Komunikasi, 7(2), 180-197.
Satake, Y., & Arao, H. (2020). Self-Compassion Mediates The Association Between Conflict About
Ability To Practice End-Of-Life Care And Burnout In Emergency Nurses. International
Emergency Nursing, 53, 100917. Https://Doi.Org/10.1016/J.Ienj.2020.100917
Utami, L. (2015). Teori-Teori Adaptasi Antar Budaya. Jurnal Komunikasi, 7(2), 180197.
Widyastuti. (2017). Self Compassion, Stress Akademik Dan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa
Baru. Jurnal Psikologi Talenta, 3(1). Https://Doi.Org/10.26858/Talenta.V1i2.13031