Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 4, No. 1, Januari 2023
E-ISSN:2723 6595
http://jiss.publikasiindonesia.id/ P-ISSN:2723 6692
Doi: 10.36418/jiss.v4i1.761 47
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Dian Kartika Fitri, Irwansyah
Universitas Pelita Harapan Jakarta Selatan, Indonesia
Email : 24diankartika@gmail.com, dr.irwansyah.ma@gmail.com
Artikel info
Artikel history
Diterima
: 13-12-2022
Direvisi
: 20-01-2023
Disetujui
: 25-01-2023
Kata Kunci: Pengungkapan
Diri; Johari Window; Aplikasi
Tinder.
Keywords: Self Disclosure;
Johari Window; Tinder apps.
Abstrak
Semakin berkembangnya sebuah teknologi maka pengguna ponsel juga akan
semakin banyak baik dari kalangan remaja sampai dengan lanjut usia.
Orang-orang memanfaatkan berbagai fitur-fitur atau aplikasi yang tersedia
dalam ponsel mereka untuk kepentingan yang mereka inginkan juga, salah
satu nya aplikasi tinder. Aplikasi tinder sebagai dating apps ini sangat
banyak digandrungi oleh para remaja ataupun dewasa untuk mencari kenalan
seperti teman baru atau bahkan mencari pasangan, yang dimana mereka
menggunakan aplikasi tersebut harus bisa mendiskripsikan diri mereka
sendiri untuk menarik perhatian lawan jenis yang disebut dengan self
disclosure. Pengenalan diri sendiri dalam aplikasi tinder akan menunjukkan
peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi seseorang
apalagi untuk komunikasi interpesonal. Maka pembentukan self disclosure
dalam aplikasi tinder ini sangat penting untuk dapat mengenal satu sama
lain. Penelitian ini menggunakan self disclosure theory dengan model Johari
Window yang memiliki empat panel dalam pengungkapan diri. Dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
analisis deskriptif dengan dua naarasumber yang memiliki umur 24 tahun
dan 22 tahun. Ada dua pembahasan yaitu mengenai bagaimana pembentukan
self disclosure untuk mencari pasangan hidup dan juga bagaimana penerapan
model Johari Window dalam penggunaan aplikasi tinder.
Abstract
The more technology develops, the more cell phone users will also be from
teenagers to the elderly. People utilize various features or applications
available on their cellphones for the interests they want too, one of which is
the tinder application. The tinder application as a dating app is very much
loved by teenagers or adults to find acquaintances such as new friends or
even looking for a partner, where they use the application to be able to
describe themselves to attract the attention of the opposite sex called self-
disclosure. Self-disclosure in the tinder app will show an increase in a
person's use of information and communication technology, especially for
interpersonal communication. So the formation of self-disclosure in this
tinder application is very important to get to know each other. This research
uses self-disclosure theory with the Johari Window model which has four
panels in self-disclosure. This research uses qualitative research methods
with a descriptive analysis approach with two sources who are 24 years old
and 22 years old. There are two discussions, namely about how the
formation of self-disclosure to find a life partner and also how the
application of the Johari Window model in using the tinder application.
Koresponden author: Dian Kartika Fitri
Email: 24diankartika@gmai.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
CC BY SA
2022
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 48
Pendahuluan
Aplikasi pada sebuah smartphone diyakini telah mengubah secara radikal praktik orang-orang
dalam berhubungan secara modern, dan menimbulkan pertanyaan baru tentang kehidupan modern
kontemporer. Pengenalan dan penggunaan pada aplikasi smartphone adalah contoh kemajuan
teknologi yang seiring dengan perubahan institusi sosial seperti keluarga dan tenaga kerja, gerakan
sosial, dan individualisasi. Adanya sebuah ruang online ataupun berkomunikasi melalui aplikasi
merupakan sebuah keterbukaan manusia terhadap populasi yang luas yang digambarkan oleh
beberapa orang sebagai efek demokratisasi dari internet sehingga akses tersebut memberikan kontak
ke berbagai mitra potensial (Newett et al., 2018). Karena komunikasi dalam sebuah aplikasi
memerlukan banyak pengetahuan terhadap lawan jenis yang akan kita ajak untuk berkomunikasi,
maka kita perlu adanya sebuah self disclosure untuk memberikan informasi tentang diri kita sendiri
agar sebuah komunikasi tersebut bisa dianggap sebagai akrab atau berlanjut.
Jourard dan Lasakow (1958) mengatakan bahwa self disclosure merupakan proses dari
membuat diri sendiri dikenal oleh orang lain yang dimana tingkat pengungkapan diri sering
didasarkan pada kepercayaan dan dapat memperkuat kedekatan antar individu (Aharony, 2016), bisa
juga diartikan bahwa self disclosure adalah tindakan mengungkapkan informasi pribadi tentang diri
kita sendiri yang tidak mungkin ditemukan orang lain dengan cara lain. Informasi ini menyentuh topik
yang bahkan tidak terpikirkan untuk didiskusikan dengan orang tertentu dan oleh karena itu, kita
menyimpan pikiran dan perasaan kita sendiri. Masaviru dan rekan-rekan nya juga berpendapat bahwa
setiap komunikasi verbal dan non-verbal yang mengungkapkan sesuai tentang diri bisa juga disebut
dengan self disclosure (Masaviru, 2016). Baru-baru ini penelitian tentang self disclosure telah
bergeser dari komunikasi interpersonal secara tradisional atau tatap muka sekarang sudah bergeser
dan lebih sering ke komunikasi interpersonal melalui media online. Tidwell dan Walther (2002) telah
mencatat bahwa individu cenderung lebih mengungkapkan banyak informasi pribadi kepada media
online bila dibandingkan dengan komunikasi interpersonal tradisional. Peneliti juga mengklaim
bahwa orang cenderung mengungkapkan informasi pribadi di internet sebagai akibat dari tidak adanya
isyarat lisan dan non-verbal, dan tidak adanya kesadaran diri publik. Selain itu, self disclosure juga
dapat dikaitkan dengan tingkat kepercayaan antar komunikator. Proses dari self disclosure disini
biasanya dalam bentuk pengenalan mengenai tanggal lahir, status hubungan, latar belakang
pendidikan, dan lain sebagainya (Aharony, 2016). Oleh karena itu, self disclosure tidak harus selalu
mendalam agar bermanfaat atau bermakna. Pengungkapan diri yang dangkal sering kali dalam bentuk
small talk adalah kunci dalam memulai hubungan yang kemudian beralih ke tingkat pengungkapan
diri yang lebih pribadi. Keterbukaan diri memberi ruang bagi topik kontroversial seperti penggunaan
untuk didiskusikan dan disepakati (Masaviru, 2016). Sehingga, dalam sebuah self disclosure yang
dijelaskan diatas cepat atau lambat orang akan mulai melakukan keterbukaan pada diri mereka ke
orang lain yang memungkinkan adanya kekurangan dan kelebihan.
Self disclosure pasti memiliki adanya kekurangan dan kelebihan. Berbicara mengenai
kelebihan nya pertama memungkinkan kita untuk lebih terbuka dan mengungkapkan nya pada orang
yang juga mengungkapkan diri mereka. Kedua, ini adalah proses timbal balik dimana semakin banyak
seseorang mengungkapkan kepada orang lain, semakin mereka juga bersedia untuk melakukan hal
yang sama. Ketiga, pengungkapan mengarah pada kepercayaan yang mengembangkan timbulkan
suatu hubungan. Namun, adanya sebuah kelebihan tersebut jika berbicara terlalu banyak tentang diri
kita sendiri di awal hubungan mungkin tidak memfasilitasi perkembangan persahabatan karena terlalu
banyak pengungkapan dapat dianggap tidak adanya kenyamanan. Akibatnya, self disclosure dapat
menimbulkan penolakan karena tidak disukai atau diterima. Namun demikian self disclosure tunduk
pada berbagai masalah dan juga faktor (Masaviru, 2016). Sejumlah faktor mempengaruhi kapan harus
mengungkapkan dan kapan waktu nya untuk tidak mengungkapkan. Faktor pertama adalah budaya
perbedaan antar mitra, terutama orang asing. Budaya memiliki aturan dan sanksi yang menghambat
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 49
pengungkapan self disclosure tingkat tinggi diantara orang asing. Kedua, ciri-ciri individu atau
perbedaan keterampilan interpersonal mempengaruhi bagaimana dan kapan mengungkapannya.
Mereka yang memiliki keterikatan yang cukup aman dengan orang lain, memiliki tingkat keterbukaan
diri yang tinggi, sementara keterbukaan diri yang tinggi mendorong orang lain untuk menghasilkan
adanya self disclosure. Ketiga perbedaan gender mempengaruhi pengungkapan diri karena laki-laki
merasa canggung untuk mengungkapkan dibandingkan perempuan sehingga perempuan lebih
cenderung membalas tingkat keintiman nya dibandingkan dengan laki-laki (Derlega et al., n.d.).
Perlu dicatat bahwa orang mengungkapkan lebih banyak kepada orang yang mereka sukai dan
kepada orang yang telah mengungkapkannya juga. Dalam sebuah hubungan pernikahan, pasangan
yang banyak mengungkapkan cenderung menerima pengungkapan yang tinggi dibandingkan dengan
mereka yang mengungkapkan sedikit dan pasangan dalam hubungan tersebut tertutup mungkin tidak
membalas adanya pengungkapan diri dalam satu episode. Self disclosure memiliki peran penting
dalam mengembangkan keintiman antara pasangan, denagn keintiman tersebut pasangan berbagi
banyak informasi dan cenderung membuat keputusan bersama tentang berbagai topik termasuk jenis
kontrasepsi yang akan digunakan (Masaviru, 2016). Dalam hal ini, pembentukan self disclosure
dibangun dalam sebuah aplikasi tinder untuk melihat seseorang yang menemukan pasangan. Dimana
aplikasi tinder sekarang banyak digunakan oleh remaja atau dewasa untuk menemukan pasangan
hidup mereka dan juga mereka akan memberikan informasi mengenai diri mereka sendiri dalam
menarik perhatian lawan jenis yang disukai.
Berbicara mengenai situs kencan online atau aplikasi kencan online sebuah situs kencan
online menjadi terkenal sejak pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an (Banks et al., 2017), dimana
kencan online sekarang menjadi cara yang populer dan dapat diterima secara sosial untuk bertemu
pasangan yang romantis. Manfaat dari kencan online sangat besar misalnya, memberikan kemampuan
untuk terhubung dengan jaringan pelamar potensial yang lebih luas dan kesempatan untuk
menemukan pasangan yang memiliki orientasi seksual atau afiliasi agama yang sama. Kencan online
juga dapat menawarkan setiap individu dengan tingkat kencan dan kecemasan sosial yang lebih tinggi
kesempatan untuk terlibat dalam interaksi sosial dengan sedikit ketidaknyamanan (March et al.,
2017). Selain adanya sebuah situs kencan online ada juga aplikasi kencan online atau dating apps
yang sekarang banyak digunakan oleh anak-anak usia muda. Aplikasi kencan memiliki berbagai
fungsi bagi pengguna untuk mencocokkan dan juga bertemu dengan orang lain, misalnya berdasarkan
minat, profil, latar belakang, lokasi atau faktor lain menggunakan fungsi seperti pelacakan lokasi,
integrasi media sosial, profil pengguna, mengobrol, dan sebagainya. Bergantung pada jenis aplikasi
yang digunakannya, beberapa aplikasi akan lebih fokus pada fungsi tertentu daripada yang lain.
Misalnya, aplikasi kencan berbasis geolokasi memungkinkan pengguna menemukan tanggal dan
wilayah geografis tertentu dan sejumlah aplikasi kencan dilaporkan telah meluncurkan fungsionalitas
dan perubahan harga untuk membantu orang-orang terhubung lebih dalam tanpa bertemu langsung
(Knox et al., 2020). Seperti namanya, bahwa kencan online merupakan praktik mencari pasangan
romantis di internet atau bahkan aplikasi kencan. Ada beberapa fokus utama dalam sebauh kencan
online. Pertama, dalam sikap dan persepsi online dimana pada kualitas hubungan, yang meliputi
keintiman, komunikasi emosional, kepuasan, kepercayaan, dan keakraban. Kedua, dalam sosial online
dimana kegunaan dan kepuasan yang meliputi kepuasan hedonis, dan kepuasan sosial. Ketiga, dalam
hubungan romantis dimana mengendalikan perilaku termasuk berbagi kata sandi atau memantau profil
pasangan. Keempat, dalam ketergantungan sistem media dimana pada kepuasan dan kehadiran sosial
yang meliputi memupuk niat kelanjutan mereka terhadap SNS (Social Network Site). Kelima, dalam
fsktor disposisional dimana pada senstivitas penolakan yang mencakup sensitivitas penolakan yang
lebiih tinggi lebih cenderung menggunakan situs kencan online daripada mereka yang memiliki
sensitivitas penolakan yang lebih rendah (Wang, 2019). Kencan online memungkinkan individu
menampilkan diri sesuka mereka, dan sebagian fitur dari situs kencan online bahkan memandu
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 50
pengguna yang baru terdaftar melalui pengembangan profil pribadi mereka. Profil semacam itu berisi
tiga jenis konten yaitu informasi faktual (misalnya usia, lokasi, jenis kelamin, tinggi badan, tingkat
pendidikan, dan pendapatan), jawaban atas pertanyaan terbuka yang mendorong pengguna untuk
membagikan informasi tambahan (misalnya hobi, dan hewan peliharaan) serta foto (Peng, 2020).
Mengenai situs kencan dan juga aplikasi kencan bahwa hal tersebut tidak akan lepas dari yang
namanya perbedaan dan juga faktor resiko dari penggunaan nya, baik dilihar dari segi situs kencan
online dan juga aplikasi kencan online sebelum kita mengetahui penggunaan dari aplikasi tinder itu
sendiri.
Ada lima keterjangkauan dan juga mobilitas, keaslian, kesegaran, kedekatan, dan dominasi
visual yang membedakan situs kencan dan juga aplikasi kencan. Pertama, dalam pengaturan
tradisional orang masuk ke situs web kencan online dari komputer mereka sedangkan aplikasi kencan
berjalan dari smartpone masing-masing sehingga pengguna dapat menggunakan aplikasi kencan
kapan saja dan dimana saja. Kedua, situs kencan biasanya menghubungkan orang-orang yang berada
di wilayah yang sama tetapi aplikasi kencan menghubungkan orang-orang yang berada di sekitar.
Ketiga, pengguna percaya bahwa aplikasi kencan memberikan mereka hubungan yang intim secara
lebih cepat. Keempat, beberapa aplikasi kencan menawarkan tingkat keaslian tertentu karena
mengharuskan pengguna untuk mendaftar dengan akun facebook yang ada. Kelima/terakhir, aplikasi
kencan lebih mendorong secara visual daripada situs web kencan karena gambarnya memenuhi
seluruh layar ponsel. Fitzpatrick, Birnholtz, dan Brubaker (2015) mengatakan bahwa menganggap
foto di aplikasi kencan sebagai pengungkapan pribadi karena wajah cukup unik untuk membedakan
orang (Chan, 2017). Dari adanya sebuah kencan online ini kita harus mempertimbangkan resiko yang
sewaktu-waktu dapat terjadi. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa ada resiko bagi pengguna,
tidak seperti kencan tradisional dimana orang mengenal satu sama lain melalui koneksi sosial yang
ada seperti teman sekelas dan sebagainya yang dapat kita temui. Kencan online berupaya
memperkenalkan orang asing satu sama lain berdasarkan profil yang mereka posting di dunia maya.
Tanpa pemeriksaan latar belakang yang kaku dan verifikasi profil, sehingga penipuan melalui kencan
online sangat umum terjadi. Orang mungkin memalsukan sebagain atau seluruh detail profil kencan
mereka untuk menarik pihak lawan atau menyembunyikan aspek pribadi yang negatif (Chen et al.,
2021). Aplikasi online yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu aplikasi tinder yang paling
banyak digunakan para remaja dan dewasa pada saat ini.
Tinder adalah aplikasi smartphone berbasis lokasi yang dirancang untuk memfasilitasi
interaksi antara pihak-pihak yang berkepentingan. Dikembangkan oleh Sean Rad, Justin Mateen,
Jonathan Badeen, dan Christopher Gulczunski yang bekerja sama dengan InterActiveCorp
(perusahaan media yang bertanggung jawab atas situs kencan online). Tinder diluncurkan pada tahun
2012 kepada mahasiswa University of Southern Californian. Sejak saat itu, tinder telah menjadi
fenomena global terutama untuk kalangan dewasa muda dengan lebih dari separuh pengguna nya
berusia antara 18 tahun sampai dengan 24 tahun (Newett et al., 2018). Setelah membuat profil kencan,
pengguna diberi kesempatan untuk mengakses mitra potensial dalam jarak 100 mil. Profil mencakup
nama depan pengguna, usia, pekerjaan, dan pendidikan. Tinder menghargai efisiensi dengan
mengimpor informasi profil langsung dari unggahan foto atau facebook yang memungkinkan akses ke
informasi jejaring sosial (LeFebvre, 2018), instragram juga memungkinkan pengguna ke database
mereka dan bahkan jika pengguna tidak menggunakan platform media sosial, dibutuhkan waktu
kurang dari 10 menit untuk membuat akun (Berkowitz et al., 2021). Informasi yang dibuat oleh
pengguna tersebut memungkinkan tinder menemukan kecocokan terdekat berdasarkan jenis kelamin,
identitas diri, usia (jika diinginkan), pengguna dapat memilih foto tertentu (LeFebvre, 2018) karena
dalam tinder pengguna bisa membagikan hingga sembilan foto pilihan mereka. Algoritme internal
dalam aplikasi kemudian menghitung foto mana yang akan menerima lebih positif (Berkowitz et al.,
2021) dan juga memberikan biografi (bio) dengan 500 karakter yang tersedia. Platform yang mudah
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 51
digunakan memungkinkan penyiapan awal yang cepat, memposisikan pengguna untuk menggesek
secara instan. Aplikasi ini beroperasi melalui presentasi diri yang diwujudkan secara digital yang
mengandalkan kesan pertama, penilaian cepat, atau ketertarikan awal (LeFebvre, 2018). Pengguna
tinder sangat banyak peminatnya sesuai dengan yang sudah dijelaskan diatas, dimana dalam
penggunaan ini dilansir dari Business of Apps dalam DataIndonesia.id mengatakan tinder memiliki
jumlah sebesar 10,7 juta pengguna pada tahun 2022, dimana angka tersebut meningkat sebesar 17,6%
dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya memiliki jumlah 9,1 Juta di dunia. Sedangkan dilihat dari
survei yang dilakukan Rakuten Insight pada September 2020 Indonesia mencapai 57,6% pengguna
tinder. Ada beberapa cara yang bisa digunakan jika pengguna ingin menggunakan aplikasi tinder ini.
Secara khusus, menggunakan aplikasi tinder ini cukup mudah untuk dilakukan dengan hanya
melihat dan juga gesek (swipe) kanan ataupun kiri, pengguna mulai menentukan minat romantis
mereka. Biasanya, wanita menghabiskan 8,5 menit dan pria 7,2 menit menggesek selama satu sesi.
Oleh karena itu, keputusan cepat terjadi saat pengguna secara anonim menggesek melalui kumpulan
profil yang muncul dalam beranda pengguna. Menggeser profil pengguna lain kekiri menunjukkan
adanya ketidak tertarikan dimana profil menghilang dan juga kesempatan untuk membuat kecocokan
juga menghilang. Menggeser ke kanan menandakan bahwa oranb tersebut suka dan juga membuat
pengguna mempelajari orang lain itu benar-benar suka. Jika ada tulisan match maka kedua
pengguna tersebut menggeser atau swipe kekanan dan menandakan dua pengguna tersebut saling
suka. Pesan langsung memberi pengguna kesempatan untuk mempertahankan anonimitas dan juga
menentukan apakah salah satu atau kedua pengguna tersebut yang saling match menginginkan
komunikasi lebih lanjut. Tinder menggunakan GPS ponsel pengguna untuk menampilkan profil
pengguna terdekat yang memenuhi syarat (Garda & Karhulahti, 2021). Laki-laki dalam memakai atau
menggunakan tinder lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang dimana laki-laki berkisar
62% dan perempuan berkisar 38% (LeFebvre, 2018). Teori peran sosial mengemukakan bahwa laki-
laki dan perempuan menunjukkan perilaku gender normatif, dimana perempuan dianggap hangat dan
patuh, sedangkan laki-laki dianggap asertif, aktif, dan agresif. Secara normatif laki-laki diharapkan
memulai kontak dan hubungan dimana skrip heteronormatif mengharapkan mereka bertindak sebagai
agresor dan perempuan bertindak sebagai pembatas (Sobieraj & Humphreys, 2022). Antarmuka gesek
tinder memungkinkan pengguna untuk menyetujui atau menolak pengguna yang mucul di layar
perangkat seluler mereka dan menawarkan kebebasan untuk mengejar berbagai minat inisiasi
hubungan secara bersamaan (LeFebvre, 2018).
Teori Self-Disclosure model Johari Window
Open Pane
Hidden Pane
Model Johari window pane dari pengungkapan diri mempunyai empat panel. Yang pertama
adalah Open pane yang merupakan area publik yang memungkinkan kita untuk mengungkapkan
secara sukarela. Informasi seperti nama, pekerjaan, klub, dan detail dangkal lainnya tentang pengguna
akan diungkapkan disini. Selain itu, kebanyakan orang akan mengetahui beberapa minat dan
informasi keluarga pengguna. Pengetahuan yang diwakili oleh window, tidak hanya mencakup
informasi faktual tetapi juga perasaan, motif, perilaku, keinginan, dan kebutuhan. Informasi apapun
dan siapapun mengenai diri Anda. Saat pertama kali bertemu orang baru, ukuran bukaan suatu
kuadran pertama ini tidak terlalu besar karena hanya ada sedikit waktu untuk bertukar informasi.
Model kedua yaitu Hidden Pane memiliki informasi yang tidak ingin diungkapkan kepada
orang lain. Ini termasuk gaji, masalah perkawinan, kegagalan, kesuksesan, dan ketakutan. Sekali lagi,
ada sejumlah besar informasi hampir seluruh kisah hidup Anda yang belum diungkapkan kepada
orang lain. Saat Anda mengenal dan mempercayai orang lain, Anda kemudian akan merasa lebih
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 52
nyaman mengungkapkan detail yang lebih intim tentang diri Anda.
Model selanjutnya adalah Blind Pane yang memiliki semua hal yang diketahui orang lain
tentang Anda tetapi Anda tidak menyadarinya. Terakhir yaitu Unknown Pane yang berisi misteri yang
tidak diketahui oleh siapapun.
Metode Penelitian
a. Jenis penelitian dan model
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif,
dimana kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji lebih dalam suatu
penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analisis
yaitu suatu analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu penelitian secara sistematis,
akurat, dan juga faktual tentang sebuah sifat-sifat dan juga fakta-fakta yang terdapat dari
narasumber/populasi dan juga objek yang dituju. Analisis ini disesuaikan dengan model Johari
Window yang telah dijelaskan diatas. Dimana peneliti mendeskripsikan sebuah analisis mengenai
bagaimana pembentukan self disclosure dalam empat panel di dalam johari window diantaranya
yaitu open pane, hidden pane, blind pane, dan unknown pane.
b. Pengumpulan Data/Data Primer
Peneliti mengumpulkan sejumlah data menggunakan teknik wawancara secara tertulis
dengan dua orang narasumber yang menggunakan aplikasi tinder dan sudah berhubungan setelah
perkenalan mereka lewat dating apps atau aplikasi tinder. Diantaranya wanita yang memiliki usia
24 tahun yang menggunakan aplikasi tinder dalam kurun waktu 2 bulan, kemudian laki-laki yang
memiliki usia 22 tahun dan sudah menggunakan aplikasi tinder selama 2 tahun lama nya.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian ini didapatkan dari adanya wawancara dengan dua orang pengguna aplikasi
tinder. Secara spesifik, hasil penelitian ini akan menjelaskan dari hasil wawancara dari seorang wanita
terlebih dahulu mengenai penggunaan aplikasi tinder dan juga cara seorang wanita tersebut untuk
memperkenalkan diri nya kepada laki-laki yang dia anggap cocok, kemudian akan dijelaskan hasil
wawancara si laki-laki yang menggunakan aplikasi tinder dan cara memperkenalkan diri nya kepada
wanita yang dia anggap cocok.
a. Pemakai Aplikasi Tinder dari Wanita
Dari hasil wawancara di ketahui bahwa seorang wanita yang berumur 24 tahun ini
mengetahui adanya aplikasi tinder berawal dari diperkenalkan nya oleh teman nya yang lebih
dulu mengunduh aplikasi tinder tersebut, sehingga wanita ini mencoba untuk mengunduh aplikasi
tersebut. Dia memilih untuk mengunduh aplikasi tersebut karena sebelumnya dia mengalami
suatu hubungan yang kandas dan menyebabkan dirinya merasa sakit hati, selain itu juga karena
fitur-fitur yang terdapat di tinder lebih mengidentifikasikan biodata dengan cukup jelas
dibandingkan dengan dating apps lainnya sesuai dengan pengalaman wanita tersebut. Dia
menggunakan aplikasi tinder kurang lebih 2 bulan lama nya karena dalam 2 bulan tersebut dia
sudah menemukan laki-laki yang cocok untuk dia ajak berkomunikasi. Tujuan pribadi sendiri
menggunakan tinder untuk melampiaskan rasa kecewa dan sakit hati nya kepada hubungan yang
sebelumnya tetapi seiring berjalannya waktu dia mulai sadar bahwa menggunakan aplikasi
tersebut cukup asik dan unik karena dia dapat menemukan beberapa seseorang yang cocok untuk
diajak berkomunikasi dan berbincang mengenai pribadi masing-masing. Sesuai dengan
penjelasannya mengenai ketersukaan dia dengan berkomunikasi, dia sendiri juga sangat senang
berkomunikasi dengan orang asing karena dapat bertukar pengalaman, kemudian informasi,
bertukar cerita, sehingga dia bisa mengetahui pengalaman orang lain dari mulai pekerjaan hingga
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 53
aktivitas yang dilakukan itu seperti apa dan itu juga bisa membuat dia menambah relasi dan
menambah wawasan mengenai pekerjaan dan juga pengalaman orang lain dengan adanya
perkenalan di aplikasi tinder tersebut.
Berbicara mengenai aplikasi tinder itu sendiri wanita tersebut menampilkan sebuah biodata
dalam beberapa fitur yang disediakan oleh tinder dari mulai foto pribadi, nama asli, umur, lokasi,
zodiak, dan juga ada beberapa pilihan yang mengenai diri nya sendiri bahwa dia merupakan
orang yang extrovert dan juga humble. Sehingga, dari apa yang ditampilkan dalam fitur-fitur
yang tersedia itu bisa dilihat oleh lawan jenis manapun yang tertarik dengan wanita tersebut.
Kemudian dalam menggunakan aplikasi tinder ini wanita tersebut mempunyai kriteria awal
sebelum dia benar-benar memilih untuk swipe right (suka) yaitu diliat dari segi umur dimana
umur adalah salah satu tolak ukur bahwa wanita tersebut menyukai lawan jenis yang dilihat,
kemudian pekerjaan karena pekerjaan membuat dia lebih dapat dengan mudah untuk bertukar
pikiran dan juga dapat saling berbagi pengalaman, kemudian jika tidak bekerja bisa dilihat dari
kampus tempat lawan jenis tersebut menempuh pendidikan ini membuat agar wanita tersebut
mengetahui bahwa lawan jenis ini lulusan atau sedang berkuliah dimana, kemudian foto pribadi
lawan jenis karena hal tersebut standar bagi seseorang ketika menilai lawan jenis apalagi dalam
sebuah aplikasi dating apps, dan yang terakhir yaitu zodiak (jika memang lawan jenis
menyantumkan nya dalam profil) ini dikarenakan wanita tersebut suka menilai lawan jenis dari
sudut pandang dia terhadap zodiak lawan jenis.
Dari kriteria tersebut wanita ini bisa mendapatkan setidaknya 20 orang yang cocok untuk
diajak berkomunikasi secara interpersonal, dan dari 20 orang tersebut tidak semua bisa sampai
pindah ke akun media sosial pribadi dan juga whatsapp sehingga dari wanita tersebut katakan dia
bisa mendapatkan lima lawan jenis dari 20 orang tersebut untuk pindah ke nomor pribadi atau
media sosial pribadi. Setelah wanita ini move (pindah) ke nomor pribadi pasti nya wanita ini akan
berkomunikasi lebih jauh mengenai kedua nya dan komunikasi yang dilakukan dalam nomor
pribadi tersebut membicarakan detail sebuah pekerjaan lawan jenis dari mulai posisi sampai
dengan pengalaman dan juga diiringi dengan perkenalan lebih jauh. Wanita tersebut mengatakan
bahwa tidak butuh waktu yang lama bagi dia untuk memberikan akun sosial media seperti
instagram yang dimana dia bisa memberikan akun instagram nya kurang dari 3 hari tetapi jika
dari sosial media instagram ke whatsapp justru lebih cepat lagi, hanya dalam kurun waktu kurang
dari 1 hari wanita tersebut bisa memberikan nomor whatsapp kepada lawan jenis dia. Sejauh
mengenai percakapan antara laki-laki dan wanita berjalan dalam komunikasi interpersonal secara
pribadi dalam aplikasi whatsapp, wanita tersebut memberikan sebuah informasi mengenai
dirinya sendiri mengenai pekerjaan, riwayat pendidikan, aktivitas keseharian, dan juga tempat
tinggal, pengalaman, dan juga bercerita mengenai pribadi nya seperti apa untuk menarik
perhatian laki-laki yang dia sukai. Respon yang diberikan oleh lawan jenis cukup unik karena ada
yang tertarik dan ada juga yang kurang tertarik, dapat dibedakan dari respon yang diberikan oleh
lawan jenis dimana jika lawan jenis merasa tertarik maka laki-laki tersebut akan memberikan
feedback yang bagus dan akan bertanya lagi atau penasaran dengan apa yang diceritakan
sedangkan untuk yang kurang tertarik atau yang tidak tertarik sama sekali pasti hanya
menanggapi dengan mengatakan iya” dan tidak melanjutkan topik yang sedang dibicarakan
tersebut. Sehingga, wanita tersebut akan merasa cocok dan merasa senang terhadap laki-laki yang
lebih tertarik dengan cerita nya tersebut. Tetapi, selain wanita tersebut melihat dari respon laki-
laki yang begitu antusias, wanita juga akan merasa cocok jika dia dapat bertemu langsung dengan
laki-laki tersebut, kemudian dari segi riwayat pendidikan, dan juga yang mempunyai personality
yang bagus, serta wanita tersebut merasa senang dan antusias karena informasi mengenai diri nya
disampaikan dengan baik dan mendapatkan respon yang baik juga oleh laki-laki tersebut.
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 54
Dalam wawancara dengan wanita tersebut juga dia menjelaskan bahwa dia memiliki suatu
kecemasan dan ketakutan ketika bermain aplikasi tinder, diantaranya ketakutan terhadap sebuah
identitas yang tidak sesuai dengan asli lawan jenisnya dan merasa dibohongi, kemudian
personality yang ditampilkan oleh lawan jenis tersebut tidak sesuai dengan yang dilihat ketika
bertemu secara langsung, dan ketika berkomunikasi juga wanita tersebut takut untuk memberikan
sebuah informasi yang cukup mendalam seperti mengenai keluarga, masalah dirinya, trauma
yang di alami, dan mengenai pekerjaan yang tidak seharusnya diketahui oleh orang yang baru dia
kenal. Informasi mengenai diri wanita tersebut di sampaikan kepada lawan jenis bukan berarti
hanya sebatas kepentingan itu saja, tetapi wanita tersebut juga akan menilai bagaimana laki-laki
tersebut memberikan respon seperti yang dijelaskan diatas. Dimana ada sebuah penilaian yang
diberikan oleh wanita terhadap laki-laki tersebut tetapi laki-laki tersebut tidak mengetahui nya
bahwa diri nya seperti itu, misalnya wanita tersebut mengatakan bahwa lawan jenis nya adalah
orang yang cukup banyak bicara dan bukan orang yang cuek tetapi laki-laki tersebut baru
menyadari bahwa diri nya bukan orang yang cuek bahkan banyak bicara padahal dengan wanita
yang lainnya dia mengatakan bahwa laki-laki tersebut cuek dan tidak banyak bicara. Sehingga,
dari wawancara yang disampaikan oleh wanita tersebut dia berkata bahwa sebuah informasi
mengenai dirinya yang disampaikan kepada lawan jenis yang dia swipe right (suka) itu berhasil
dan membuat mereka saling berkomunikasi lebih lanjut.
b. Pemakai Aplikasi Tinder dari Laki-laki
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan laki-laki yang berumur 22 tahun, bahwa
mengenai aplikasi tinder dia menggunakan tinder dan mengetahui aplikasi tinder tersebut karena
dia bukan melalui rekomendasi dari teman tetapi dia melihat sendiri ketika teman dia bercerita
mengenai aplikasi tinder kemudian laki-laki tersebut tertarik sendiri untuk mengunduh aplikasi
tinder dan juga karena teman nya ini mendapatkan pasangan dari aplikasi tersebut maka dia juga
tertarik dan merasa dia bisa saja mendapatkan pasangan dari aplikasi tinder. Selain dia tertarik
karena melihat teman nya, dia juga tertarik dengan aplikasi tinder karena fitur-fitur pada aplikasi
tinder lebih mengidentifikasikan biodata secara lebih menyeluruh meskipun tergantung pada
pemakai ada juga yang tidak, sehingga dia lebih tertarik dibandingkan dengan jenis dating apps
atau situs kencan lainnya dan juga dia menggunakan aplikasi tinder ini cukup lama sekitar 2
tahun lamanya, dikarenakan selama 2 tahun itu dia belum mendapatkan lawan jenis yang cocok
meskipun banyak yang dia swipe right dan cocok dalam segi aplikasi. Tujuan laki-laki tersebut
mengunduh aplikasi tinder pasti nya karena ingin mencari pasangan yang cocok dan juga dia
ingin menampilkan diri nya kepada orang lain yang belum dia kenal sama sekali, dan juga karena
dia merasa bahwa diri nya introvert dan jarang sekali beradaptasi dengan orang lain maka itu
juga alasan dia untuk mrngundung aplikasi tinder. Sehingga, ketika dia diwawancara mengenai
suka berkomunikasi dengan orang lain atau tidak dia menjawab bahwa diri nya tergantung
dengan respon orang lain karena dia bukan tipe orang yang mudah untuk berkomunikasi maka
dia bergantung dari respon orang lain, jika respon nya baik maka dia juga akan memberikan
suatu feedback yang baik juga begitupun sebaliknya. Berbicara mengenai aplikasi tinder yang dia
gunakan, dia akan memberikan sebuah informasi sederhana terlebih dahulu dalam fitur yang
disediakan oleh aplikasi tinder tersebut yaitu dari mulai nama asli, foto pribadi (asli), hobi atau
apa yang dia senangi, umur, dan yang terakhir kampus yang sedang dia tempati untuk menempuh
pendidikan.
Dalam menentukan bahwa dia akan memilih lawan jenis dalam aplikasi tinder untuk swipe
right (suka) maka dia akan mementukan kriteria awal sebelum melangkah ke sebuah komunikasi
lebih internal, yaitu bahwa wanita yang akan dia anggap cocok itu harus memakai hijab atau
kerudung karena itu mengidentifikasikan bahwa wanita yang dia pilih memiliki sebuah
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 55
kepercayaan yang sama dengan dirinya, kemudian dia akan melihat dalam segi umur antara umur
20 tahun sampai dengan umur 25 tahun, dia pun menjelaskan bahwa tidak aada patokan untuk dia
harus mencari wanita yang umurnya di bawah dia, jika memang dapat nya diatas umur dia
sekarang itu tidak masalah. Kriteria awal yang dia jelaskan memang tidak terlalu banyak karena
dia berfikir itu hanya sebuah awal dari perkenalan dan agar dia juga dapat memberikan sebuah
informasi kepada lawan jenis mengenai diri nya juga. Selama dia menggunakan aplikasi dengan
waktu 2 tahun tersebut dia match dengan banyak lawan jenis kurang lebih 100 orang,
meskipun banyak lawan jenis yang match dengan dia tetapi ketika sudah mulai berkomunikasi
tetapi dia merasa bahwa ada yang kurang cocok atau tidak sesuai dengan yang dia cari. Sehingga,
ada beberapa hal yang perlu dia ubah dari segi perkenalan, dimana dia menjelaskan lebih dalam
mengenai diri nya agar lawan jenis yang dia ajak untuk berkomunikasi juga bisa menjelaskan diri
nya lebih mendalam. Kemudian dengan waktu yang cukup lama dia menggunakan aplikasi tinder
tersebut juga memberikan dia peluang besar untuk bertukar nomor pribadi dengan banyak wanita
yang dia jelaskan kurang lebih 50 orang untuk menemukan wanita yang dia anggap cocok. Cara
dia berkomunikasi dengan lawan jenis cukup standar dan sesuai dengan pertanyaan pada
umumnya, misalnya mengkomunikasikan tentang diri masing-masing, tentang apa yang disukai
oleh lawan jenis, bertanya mengenai status atau aktivitas mengenai pekerjaan atau masih
menempuh pendidikan, tempat tinggal, dan yang terakhir bertanya mengenai sosial media apa
saja yang lawan jenis gunakan. Mengenai perkenalan yang melangkah lebih jauh, maka untuk
berkomunikasi melalui aplikasi tinder secara terus menerus membuat laki-laki tersebut merasa
bosan dan dia juga tidak setiap saat membuka aplikasi tinder tersebut sehingga dia menginginkan
berkomunikasi secara pribadi dengan bertukar nomor pribadi, tetapi hal tersebut sesuai
penjelasan diatas bahwa dia akan menyerahkan atau tergantung dari lawan jenis, jika lawan jenis
tersebut juga menginginkan pindah ke nomor pribadi dengan waktu yang cepat maka laki-laki
tersebut juga merasa senang.
Kemudian berbicara mengenai pengungkapan diri laki-laki tersebut atau informasi yang
disampaikan oleh laki-laki tersebut mengenai diri nya yaitu dia memberikan informasi mengenai
tempat tinggal dia, kemudian mengenai diri nya bahwa diri nya adalah laki-laki yang fast respon
terhadap percakapan baik telfon ataupun chatting, dia juga menambahkan bahwa diri nya akan
memperlihat kan kepada lawan jenis bahwa dia adalah tipe orang yang sangat bisa untuk
diandalkan, kemudian memberikan sebuah perhatian yang sangat disukai oleh lawan jenis dan
untuk mengidentifikasi bahwa dia ini adalah orang yang sangat peka dan perhatian, kemudian dia
juga menjelaskan bahwa respon lawan jenis ketika sudah diberikan perhatian maka respon nya
sangat antusias dan selalu mendapatkan feedback yang baik atau bagus. Dia juga akan merasa
cocok jika lawan jenis nya selalu memberi kabar dan selalu chatting mengenai kesibukan nya.
Sebuah kecemasan dan ketakutan pada diri laki-laki ini pasti nya ada karena aplikasi tinder
ini merupakan aplikasi dating yang sebagian besar orang yang menggunakan aplikasi tersebut
untukk mencari pasangan, sehingga ketakutan dan kecemasan yang dia alami itu lebih kepada
foto yang ditampilkan oleh lawan jenis tidak sesuai dengan diri mereka masing-masing.
Kemudian ketika melakukan sebuah interaksi atau berkomunikasi dia juga memberikan batasan
kepada lawan jenis karena ada beberapa yang bisa dia ceritakan atau bagikan ada juga yang tidak.
Sebuah pembentukan self disclosure itu mempunyai peran penting terhadap adanya
komunikasi interpersonal baik dengan tujuan apapun, apalagi dalam konteks ini suatu
komunikasi yang dilakukan benar-benar dengan orang asing yang kita kenal melalui aplikasi
online. Hal tersebut bisa membangun sebuah citra diri seseorang kepada lawan jenis yang ingin
kita kenal lebih jauh. Sehingga, sebuah komunikasi tersebut bisa berjalan sesuai dengan yang kita
harapkan. Dalam teori Johari Window kita dapat melihat seberapa jauh dalam konteks
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 56
pengungkapan diri pada aplikasi tinder ini untuk menarik perhatian lawan jenis menggunakan
empat panel yang telah di jelaskan pada bagian pendahuluan bagian akhir. Dapat kita ambil dari
dua sisi yang berbeda yaitu pada sisi wanita yang berumur 24 tahun dan juga sisi laki-laki yang
berumur 22 tahun.
Untuk panel yang pertama yaitu mengenai open pane dimana hal tersebut dikatakan bahwa
sebuah pengungkapan diri dengan sukarela kepada orang lain yang menurut kita cocok untuk
diajak berkomunikasi. Sehingga dalam hal ini yaitu dari pihak wanita memberikan sebuah
informasi mengenai diri nya sendiri secara sukarela ketika dia menjelaskan mengenai pekerjaan,
riwayat pendidikan, aktivitas keseharian, dan juga tempat tinggal, pengalaman, serta bercerita
mengenai pribadi nya seperti apa untuk menarik perhatian laki-laki yang dia sukai. Sebuah panel
mengenai open pane ini membuat wanita tersebut sangat sukarela untuk menjelaskan diri nya
seperti apa dan karena hal tersebut juga itu merupakan pengungakapn diri yang basic agar lawan
jenis mengengtahui dan merasa tertarik akan hal yang dia ungkapkan. Sebuah perbedaan adanya
pembentukan diri wanita kepada laki-laki yang ia sukai yaitu ketika wanita tersebut menjelaskan
mengenai aktivitas keseharian nya yaitu dengan cara memfokuskan diri nya dengan membaca
buku, membuat konten, mengajar, memasak, dan hal tersebut dijelaskan secara mendetail untuk
membuat lawan jenis yang ia sukai tertarik akan keseharian wanita dan menganggap dia berbeda
dengan wanita yang lain. Open pane pada pihak laki-laki mengatakan bahwa dia memberikan
informasi dimana dia tinggal dan beberapa informasi yang tidak jauh beda dengan pihak wanita
atau perempuan yang ia sukai. Tetapi, dalam hal ini dia juga menambahkan mengenai dirinya
yang lebih menarik bahwa dia adalah seseorang yang sangat bisa diandalkan, kemudian dia
menjelaskan bahwa dia akan bersikap lebih perhatian dan selalu mencoba fast respon kepada
lawna jenis agar wanita yang ia sukai lebih mudah untuk tertarik kepada dia. Sehingga, open
pane disini merupakan hal yang dasar untuk seseorang memberikan sebuah informasi mengenai
diri nya sendiri kepada orang lain tetapi meskipun itu sebuah hal yang mendasar tidak dapat
dipungkiri bahwa kita perlu juga memberikan sebuah hal yang memberikan lawan jenis lebih
tertarik kepada kita.
Untuk panel yang kedua yaitu mengenai Hidden pane, dimana itu merupakan sebuah
informasi yang sama sekali tidak bisa diungkapkan kepada orang lain apalagi dalam konteks ini
orang lain yang dimaksud adalah orang asing yang sebelumnya sama sekali tidak pernah ia
temui. Wanita yang memainkan aplikasi tinder ini ketika melakukan sebuah pengungkapan diri
kepada lawan jenis ada hal yang tidak perlu diketahui yaitu seperti mengenai keluarga karena hal
tersebut terlalu dini untuk membicarakan sebuah keluarga dan bisa jadi itu membuat lawan jenis
merasa canggung dan aneh dengan sikap wanita yang terlalu cepat memberikan informasi diri
nya mengenai keluarga nya, kemudian masalah mengenai pribadi nya contoh nya yaitu dia
merasa hari ini ada masalah dengan pekerjaan nya, hal tersebut juga bisa memberikan dampak
yang buruk kepada lawan jenis karena bisa saja lawan jenis merasa bahwa apa yang sedang
dikomunikasikan ini adalah sebuah percakapan yang menyenangkan dan bukan menceritakan
sesuatu hal yang tidak enak untuk dibicarakan, kemudian mengenai pekerjaan yang tidak
seharusnya diketahui oleh orang yang baru dia kenal seperti gaji yang dia dapatkan selama dia
bekerja karena dia merasa itu sebuah hal yang privat untuk diungkapkan kepada orang yang baru
dia kenal. Tetapi, hal tersebut bukan berarti wanita tidak memberikan sebuah informasi yang
membuat lawan jenis nya tertarik, justru dia akan memberikan informasi mengenai diri nya yang
trauma kepada sebuah hubungan yang pernah ia jalani sebelumnya, hal tersebut dilakukan karena
konteks dari percakapan dan penggunakan aplikasi tinder tersebut untuk mencari pasangan hidup
dan dengan adanya percakapan mengenai trauma nya terhadap hubungan itu bisa saja
memberikan dampak yang baik kepada lawan jenis yang dia sukai dari aplikasi tinder tersebut.
Kemudian hidden pane dalam sudut pandang laki-laki sesuai dengan hasil yang telah dijelaskan
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 57
diatas bahwa laki-laki ini tidak akan memberikan sebuah informasi mengenai keluarga nya,
sebab latar belakang dari keluarga laki-laki tersebut merupakan keluarga yang cukup berada
sehingga jika dia terlalu terbuka mengenai keluarga nya itu dapat mengakibatkan lawan jenis nya
hanya akan tertarik kepada hal tersebut dibandingkan dengan personal diri yang dia punya.
Dalam hal ini, sebuah tindakan yang dilakukan oleh wanita dan laki-laki mengenai hidden pane
ini adalah sebuah tindakan dengan apa yang terlalu terbuka bisa saja berdampak buruk terhadap
satu sama lain.
Kemudian panel selanjutnya yaitu blind pane dimana suatu hal yang terdapat dari diri kita
sendiri diketahui oleh orang lain tanpa kita sadari. Dalam konteks ini si wanita 24 tahun ini
merasa bahwa diri nya adalah orang yang biasa saja dalam melakukan sesuatu dan bukan tipe
orang yang ambisius, tetapi banyak dari lawan jenis yang ia temui mengatakan sebaliknya justru
banyak orang yang bilang bahwa dia adalah wanita yang penuh tanggung jawab, pekerja keras,
dan tidak dapat membedakan mana orang yang baik dan mana orang yang mudah untuk
dimanfaatkan orang lain, serta wanita yang cerdas dalam segala bidang ilmu terutama mengenai
pendidikan. Sehingga, hal tersebut membuat lawan jenis merasa tidak percaya diri untuk dekat
dengan wanita tersebut. Kemudian untuk laki-laki itu sendiri dia merasa bahwa dirinya adalah
orang yang cukup perhatian dan juga peka terhadap apa yang dilakukan oleh lawan jenis yang dia
sukai, tetapi ternyata banyak yang mengatakan bahwa diri nya tidak terlalu peka terhadap
pasangan atau lingkungan sekitar.
Kemudian panel terakhir yaitu unknown pane yang merupakan panel yang berisi misteri
dan yang tidak diketahui oleh siapapun. Dalam konteks laki-laki dan wanita yang menjalin
hubungan selama 5 bulan ini karena aplikasi tinder itu membuat mereka selama hubungan
mengalami sesuatu hal yang baru mereka sadari, misalnya seperti bahwa wanita tersebut yang
sebelumnya merasa bahwa diri nya cuek dan tidak terlalu memperdulikan dengan adanya kabar
tetapi selama menjalin hubungan wanita tersebut menyadari bahwa diri nya selalu ingin dekat
dengan laki-laki yang sekarang telah menjalin hubungan dengan nya, dan begitupun dengan laki-
laki baru menyadari bahwa diri nya begitu posesif terhadap wanita yang menjalin hubungan
dengan nya. Sehingga, segala sesuatu yang berhubungan dengan unknown pane ini tidak akan
mudah untuk disadari jika kita tidak mengenal dengan waktu yang cukup lama dengan lawan
jenis kita.
Kesimpulan
Dari hasil yang telah diuraikan diatas bahwa adanya pembentukan self disclosure ini sangat
berpengaruh pada sebuah ketertarikan lawan jenis. Meskipun ada sesuatu hal yang tidak di jelaskan
oleh pemiliki tetapi setidaknya ada sesuatu hal yang dapat memberikan nilai yang bagus agar lawan
jenis dapat tertarik dengan apa yang telah pemilik jelaskan mengenai diri nya sendiri. Sebuah
pengakuan mengenai diri sendiri ini juga harus mempunyai kepentingan yang dimana disesuaikan
dengan tempat yang kita tuju, karena hal tersebut juga berpengaruh terhadap citra diri kita dan
membuat komunikasi interpersonal kita dapat diterima dengan baik pula oleh orang lain. Ketertarikan
juga berhubungan dengan adanya pembentukan self disclosure, jika kita mengungkapkan diri kita
dengan cara yang baik maka lawan jenis pun akan metrasa tertarik dengan apa yang kita sampaikan.
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 58
Blibiografi
Aharony, N. (2016). Relationships among Attachment Theory, Social Capital Perspective, Personality
Characteristics, and Facebook Self-Disclosure. Information and Management, 68(3), 150.
Banks, J., Westerman, D. K., & Sharabi, L. L. (2017). A mere holding effect: Haptic influences on
impression formation through mobile dating apps. Computers in Human Behavior, 76, 303311.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.07.035
Berkowitz, D., Tinkler, J., Peck, A., & Coto, L. (2021). Tinder: A Game with Gendered Rules and
Consequences. Social Currents, 8(5), 491509. https://doi.org/10.1177/23294965211019486
Chan, L. S. (2017). Who uses dating apps? Exploring the relationships among trust, sensation-
seeking, smartphone use, and the intent to use dating apps based on the Integrative Model.
Computers in Human Behavior, 72, 246258. https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.02.053
Chen, Q., Yuan, Y., Feng, Y., & Archer, N. (2021). A decision paradox: benefit vs risk and trust vs
distrust for online dating adoption vs non-adoption. In Internet Research (Vol. 31, Issue 1).
https://doi.org/10.1108/INTR-07-2019-0304
Derlega, V. J., Winstead, B. A., & Greene, K. (n.d.). Derlega et al. Self-disclosure and starting a
close relationship.
Garda, M. B., & Karhulahti, V. M. (2021). Let‟s Play Tinder! Aesthetics of a Dating App. Games and
Culture, 16(2), 248261. https://doi.org/10.1177/1555412019891328
Knox, S., Moghadam, S., Patrick, K., Phan, A., & Choo, K. K. R. (2020). What‟s really „Happning‟?
A forensic analysis of Android and iOS Happn dating apps. Computers and Security, 94,
101833. https://doi.org/10.1016/j.cose.2020.101833
LeFebvre, L. E. (2018). Swiping me off my feet: Explicating relationship initiation on Tinder. Journal
of Social and Personal Relationships, 35(9), 12051229.
https://doi.org/10.1177/0265407517706419
March, E., Grieve, R., Marrington, J., & Jonason, P. K. (2017). Trolling on Tinder® (and other dating
apps): Examining the role of the Dark Tetrad and impulsivity. Personality and Individual
Differences, 110, 139143. https://doi.org/10.1016/j.paid.2017.01.025
Masaviru, M. (2016). Self-disclosure: theories and model riview. Journal of Curlture, Society and
Development, 18, 4347.
Newett, L., Churchill, B., & Robards, B. (2018). Forming connections in the digital era: Tinder, a new
tool in young Australian intimate life. Journal of Sociology, 54(3), 346361.
https://doi.org/10.1177/1440783317728584
Peng, K. (2020). To be attractive or to be authentic? How two competing motivations influence self-
presentation in online dating. Internet Research, 30(4), 11431165.
https://doi.org/10.1108/INTR-03-2019-0095
Sobieraj, S., & Humphreys, L. (2022). The Tinder Games: Collective mobile dating app use and
Pembentukan Self-Disclosure Pengguna Dating Apps Tinder Dalam Komunikasi
Interpersonal Untuk Menemukan Pasangan Hidup
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 59
gender conforming behavior. Mobile Media and Communication, 10(1), 5775.
https://doi.org/10.1177/20501579211005001
Wang, Y. S. (2019). Virtual cohabitation in online dating sites: a netnography analysis. Online
Information Review, 43(4), 513530. https://doi.org/10.1108/OIR-11-2016-0338