Intention in Using Domestic Medical Devices
Based On Grounded Theory
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022
1623
Prosedur penelitian grounded theory yang diadaptasi dari Strauss & Corbin (Adibah, 2019) adalah
sebagai berikut :
1. Memastikan bahwa permasalahan yang akan diteliti cocok jika dikaji/ diteliti/ diselesaikan dengan
menggunakan grounded theory. Perlu diketahui bahwa grounded theory cocok untuk digunakan
ketika: a) tidak adanya teori yang dapat menjelaskan suatu proses/ permasalahan dan b) teori yang
diperlukan untuk menjelaskan suatu proses sudah ada, tetapi tidak mengarah pada variabel yang
menjadi perhatian si peneliti.
2. Menentukan partisipan dan menyusun pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian haruslah
difokuskan pada pertanyaan untuk memperoleh pemahaman terhadap bagaimana partisipan
mengalami dan menjalani suatu proses tertentu. Lebih lanjut, peneliti juga perlu menyusun
pertanyaan terkait inti dari suatu fenomena, hal yang memengaruhi dan menjadi penyebab dari
munculnya fenomena tersebut, strategi dalam menghadapi fenomena tersebut, dan akibat yang
(mungkin) ditimbulkan dari adanya fenomena tersebut.
3. Mengumpulkan data penelitian melalui kegiatan wawancara.
4. Melakukan analisis data. Bahwa ada tiga tahap analisis data, yaitu: open coding, axial coding;
dan selective coding. Pada tahap open coding, peneliti membuat kategori- kategori dari informasi
tentang fenomena yang sedang diteliti. Setelah kategori- kategori tersebut terbentuk, peneliti
menyusun kategori- kategori tersebut menjadi bentuk lain (misal: model visual) dengan
menggunakan paradigma pengkodean untuk mengidentifikasi data- data terkait dengan pertanyaan
penelitian. Nah, tahapan itu disebut dengan tahap axial coding. Adapun pada tahap terakhir,
yaitu selective coding, peneliti menuliskan jalan cerita berdasarkan hubungan antarkategori dan
mengembangkan hipotesis- hipotesis yang menjelaskan keterhubungan kategori- kategori
tersebut.
5. Setelah melakukan analisis data, peneliti mengembangkan dan memotret secara visual suatu
perangkat (disebut: conditional matrix) yang berguna dalam membantu peneliti untuk
menghubungkan antara kondisi mikro dan makro yang memengaruhi fenomena. Hasil dari
langkah ini adalah suatu teori substantif yang dekat dengan inti permasalahan. Teori substantif ini
dapat diperoleh dengan melalui proses memoing (Anggito & Setiawan, 2018). Lebih lanjut, teori
substantif ini kemudian diuji untuk menentukan apakah teori tesebut dapat digeneralisasi.
Terakhir, apabila teori tersebut dapat digenaralisasikan untuk suatu sampel dan populasi, maka
teori substantif tersbut jadilah suatu teori yang sebenarnya (yang dicari).
Hasil dan Pembahasan
Tahapan penelitian ini antara lain: (a) menentukan masalah yang ingin diselidiki; (b)
menentukan tujuan penelitian; (c) mengumpulkan data; (d) menganalisa data; dan (e) membuat
laporan penelitian.
Partisipan berjumlah sebelas narasumber berdasarkan triangulasi dari 5 perspektif yaitu:
1. Pengguna langsung alkes (rumah sakit, puskemas dan klinik gigi), jumlah : 3 orang
2. Bagian pembelian alkes di rumah sakit, jumlah : 5 orang
3. Teknisi alkes yang melakukan perbaikan dan pemeliharaan alkes di rumah sakit,
jumlah : 1
4. Distributor alkes dalam negeri, jumlah : 1 orang
5. Distributor alkes luar negeri, jumlah : 1 orang
Pengumpulan data dilakukan melalui interview yang terdiri dari enam pertanyaan seputar
penggunaan alat kesehatan dalam negeri. Proses interview dilakukan secara online melalui media
zoom yang di rekam, dan juga interview lansung yang di rekam, dari hasil perekaman interview
kesebelas narasumber tersebut kami catat ulang menjadi bentuk transkrip, dan dari transkrip tersebut
terbentuk sebanyak 79 open coding , selanjutnya dari 79 coding tersebut terdapat beberapa coding