Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 3, No. 12, Desember 2022
E-ISSN:2723 6595
http://jiss.publikasiindonesia.id/ P-ISSN:2723 6692
Doi: 10.36418/jiss.v3i12.743 1601
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar)
Alfira Rahma Nursita Haerna
1
, Suwarto
2
, Widiyanto
3
Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Indonesia
Email: alfirahr@student.uns.ac.id
1
, suwar_uns@yahoo.co.id
2
3
Artikel info
Artikel history
Diterima
: 04-11-2022
Direvisi
: 14-12-2022
Disetujui
: 15-12-2022
Kata Kunci: Pandemi
Covid-19, Petani, Strategi
Nafkah
Keywords : Covid-19
Pandemic; Farmers;
Livelihood Strategis.
Abstrak
Pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang dihadapi oleh seluruh sektor
salah satunya sektor pertanian. Kecamatan Gondangrejo merupakan
salah satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang menurut data
Dinas Kesehatan Karanganyar tahun 2021 dengan jumlah korban positif
Covid-19 terbanyak mencapai 1.608 orang per tanggal 30 September
2021. Dampak pandemi Covid-19 dirasakan hampir pada seluruh
kalangan termasuk masyarakat pedesaan. Kondisi ini mendorong
masyarakat melakukan strategi nafkah untuk dapat mencukupi
kebutuhan keluarganya selama pandemi Covid-19. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji bagaimana dampak pandemi Covid-19,
strategi nafkah dan dampak dari strategi yang dilakukan petani di masa
pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian ditetapkan secara
sengaja (purposive) di Desa Wonorejo dan Kragan, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Penentuan informan dilakukan
secara purposive dan snowball sampling. Validitas data menggunakan
triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pandemi Covid-19 memberikan dampak kepada modal fisik pertanian,
modal finansial, dan modal sosial petani di Desa Wonorejo dan Kragan.
Strategi nafkah yang dilakukan oleh petani di Desa Wonorejo dan
Kragan selama pandemi Covid-19 yaitu secara on-farm, off-farm, dan
non-farm. Strategi nafkah yang telah dilakukan petani tersebut mampu
untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari selama pandemi Covid-
19 dan mampu bertahan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Abstract
The Covid-19 pandemic is a challenge faced by all sectors, one of
which is the agricultural sector. Gondangrejo Sub-district is one of the
sub-districts in Karanganyar Regency which according to Karanganyar
Health Service data in 2021 with the highest number of positive Covid-
19 victims reaching 1,608 people as of September 30, 2021. The impact
of the Covid-19 pandemic was felt by almost all circles, including rural
communities. This condition encourages people to carry out livelihood
strategies to be able to meet the needs of their families during the
Covid-19 pandemic. This study aims to examine how the impact of the
Covid-19 pandemic, livelihood strategies and the impact of the
strategies carried out by farmers during the Covid-19 pandemic were.
The research method used is qualitative with a case study approach.
The research location was determined purposively in Wonorejo and
Kragan Villages, Gondangrejo District, Karanganyar Regency.
Determination of informants is done by purposive and snowball
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1602
sampling. The validity of the data using triangulation of sources and
techniques. The results showed that the Covid-19 pandemic had an
impact on agricultural physical capital, financial capital, and social
capital for farmers in Wonorejo and Kragan villages. The livelihood
strategies carried out by farmers in Wonorejo and Kragan villages
during the Covid-19 pandemic are on-farm, off-farm, and non-farm.
The livelihood strategies that have been carried out by farmers are able
to meet daily basic needs during the Covid-19 pandemic and are able to
survive in the face of the Covid-19 pandemic.
Koresponden author: Alfira Rahma Nursita Haerna
Email: alfirahr@student.uns.ac.id
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
CC BY SA
2022
Pendahuluan
Pertanian menjadi sektor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat untuk bertahan hidup serta mendukung perekonomian nasional. Seiring kemajuan dan
perkembangan untuk selalu dapat berinovasi menghadapi dunia global, sektor pertanian dihadapkan
pada tantangan besar berupa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 merupakan wabah global yang
disebabkan oleh virus baru disebut coronavirus atau SARS-CoV-2 (Kawareng et al., 2021). Virus ini
pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada bulan Desember 2019 yang kemudian menyebar
sampai ke beberapa negara termasuk Indonesia. Awal mula virus Covid-19 menyebar di Indonesia
adalah pada tanggal 2 Maret 2020 (Khairad, 2020).
Menurut (Word Bank, 2020) pandemi Covid-19 ini dapat menimbulkan gangguan pada
distribusi dan produksi produk pertanian yang juga produk pangan dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Adanya pemberlakuan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di beberapa wilayah di Indonesia memberikan
dampak pada beberapa kinerja sektor salah satunya pada perdagangan komoditas pertanian.
Komoditas pertanian yang mengalami gangguan mulai dari subsistem hulu seperti perdagangan
benih hingga subsistem hilir yang berupa hasil produksi barang jadi/siap konsumsi ataupun bahan
baku industri (Yofa & Erwidodo, 2020). Dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini juga berimbas
hingga pada level daerah yang dirasakan langsung oleh masyarakat pedesaan. Sebagian besar
masyarakat pedesaan memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dimana pandemi ini juga
menghambat sistem penghidupan (livelihood system) petani.
Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Gondangrejo merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Karanganyar menurut data Dinkes Karanganyar tahun 2021 dengan jumlah korban positif
Covid-19 terbanyak yaitu sebanyak 1.608 orang per tanggal 30 September 2021. Kedua desa di
Kecamatan Gondangrejo yaitu Desa Wonorejo dan Kragan merupakan desa dengan karakteristik
wilayah dan struktur sumber penghasilan masyarakat yang berbeda. Desa Wonorejo merupakan desa
dengan masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian di sektor non pertanian dan menjadikan
bertani sebagai sumber penghasilan sampingan, sedangkan Desa Kragan merupakan desa yang
menjadi desa percontohan dalam pengembangan Integrated Farming dimana mayoritas
masyarakatnya sebagai petani dan buruh tani untuk sumber penghasilan utama. Menurut (Pontoan et
al., 2021), perubahan pola sosial ekonomi masyarakat dapat menjadi faktor penghambat aktivitas
masyarakat akibat dari pandemi Covid-19.
Strategi bertahan hidup yang dilakukan rumah tangga petani bertujuan untuk mengatasi
permasalahan perubahan pola sosial ekonomi pada masyarakat akibat dampak Covid-19.
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1603
Menghadapi krisis tersebut mendorong rumah tangga petani memanfaatkan segala sumber yang
masih dapat mereka gunakan dan lakukan untuk mempertahankan pendapatan mereka selama
pandemi Covid-19. Perbedaan karakteristik kedua desa tersebut menjadikan peneliti ingin mengkaji
mengenai “Strategi Nafkah di Era Pandemi Covid-19 yang terdapat di Masyarakat Petani Desa
Wonorejo dan Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
(Astuti et al., 2021) petani menerapkan strategi on-farm dan off-farm dengan memanfaatkan
pendapatan dari lahan dan tenaga kerja keluarga selama pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji bagaimana dampak pandemi Covid-19, strategi nafkah, dan dampak strategi nafkah
yang dilakukan terhadap petani di Desa Wonorejo dan Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar di masa pandemi Covid-19. Hal yang membedakan penelitian saat ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu adanya kajian mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap aset
nafkah petani dan pengelompokkan strata jenis petani menjadi petani pemilik penggarap, petani
penyakap, dan buruh tani.
Pembatasan suatu masalah dalam penelitian digunakan untuk menghindari adanya penyebaran
atau penyimpangan pokok masalah agar pembahasan penelitian lebih terarah. Beberapa batasan
masalah dalam ini adalah penelitian dilakukan selama pandemi Covid-19 dengan luas lingkup
informasi seputar strategi nafkah petani selama pandemi Covid-19. Informan penelitian merupakan
petani pemilik penggarap, petani penyakap, dan buruh tani yang berada di Desa Wonorejo dan
Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Metode Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi
kasus (Rahardjo, 2010). Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) disesuaikan dengan
tujuan penelitian untuk melihat perbedaan strategi nafkah yang dilakukan yaitu di Desa Wonorejo
dan Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar dengan alasan perbedaan
karakteristik wilayah dan struktur penghasilan masyarakatnya. Luas lahan pertanian di Desa
Wonorejo hanya sebesar 83,0 Ha menjadikan rata-rata masyarakatnya hanya menjadikan petani
sebagai pekerjaan sampingan, sementara luas lahan pertanian Desa Kragan yang lebih besar yaitu
192,0 Ha menjadikan pekerjaan petani sebagai penghasilan utama masyarakatnya (BPS, 2021).
Informan penelitian ditentukan dengan teknik purposive dan snowball sampling. Data yang
diperoleh merupakan data primer dan sekunder melalui teknik pengambilan data berupa teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode Miles and Huberman
dengan uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Hasil dan Pembahasan
A. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Aset Nafkah Petani di Desa Wonorejo dan Kragan
1. Modal Manusia
Menurut DFID (2001) menyatakan bahwa keahlian, pengalaman, dan kesehatan
memiliki hubungan dengan strategi nafkah yang dilakukan. Karakteristik petani adalah
human capital yang menjadi modal utama dalam strategi nafkah petani di Desa
Wonorejo dan Desa Kragan. Secara kesehatan informan petani selama pandemi Covid-
19, hanya terdapat dua orang informan petani di Desa Wonorejo yang pernah terkena
pandemi Covid-19. Petani terkena pandemi Covid-19 tersebut yakni berasal dari tempat
mereka bekerja di luar sektor pertanian. Rata-rata informan petani tetap merasa sehat
dan hal tersebut tidak mempengaruhi kegiatan sehari-harinya. Adapun modal manusia
lainnya berupa karakteristik petani berdasarkan usia dan tingkat pendidikan.
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1604
Tabel 1. Jumlah Informan Petani berdasarkan Usia
Kelompok Usia
Desa Kragan
Jumlah
%
Jumlah
%
30-44
2
22,2
1
11,1
45-59
6
66,7
5
55,6
≥60
1
11,1
3
33,3
Total
9
100
9
100
Sumber: Data Primer, 2022
Jumlah informan petani di Desa Wonorejo berdasarkan usia yaitu 30-44 tahun
berjumlah 2 orang (22,2 persen), 45-59 tahun berjumlah 6 orang (66,7 persen), ≥60
tahun berjumlah 1 orang (11,1 persen). Jumlah informan petani di Desa Kragan
berdasarkan usia yaitu 30-44 tahun 1 orang (11,1 persen), 45-59 tahun berjumlah 5
orang (55,6 persen), ≥60 tahun berjumlah 3 orang (33,3 persen). Rata-rata petani di
Desa Wonorejo memiliki rentang umur di atas 40 tahun, karena informan masih
melanjutkan lahan pertanian warisan orang tua dan mengisi waktu luang disamping
pekerjaan utama. Informan petani di Desa Kragan juga berada pada rentang usia di atas
40 tahun karena dirasa lebih mudah melakukan usaha tani dibandingkan dengan
berwiraswasta di bidang lain.
Tabel 2. Jumlah Informan Petani berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Jumlah
%
Jumlah
%
SD/Sederajat
4
44,4
9
100
SMA/Sederajat
5
55,6
-
-
Total
9
100
9
100
Sumber: Data Primer, 2022
Jumlah informan petani yang didapatkan berdasarkan tingkat pendidikannya
yaitu di Desa Wonorejo terdapat 4 orang petani tamat SD/sederajat (44,4 persen) dan 5
orang tamat SMA/sederajat
(55,6 persen). Jumlah informan petani di Desa Kragan berdasarkan tingkat pendidikan
yaitu 9 orang (100 persen) tamat SD/sederajat dan tidak terdapat informan petani yang
tamat SMA/sederajat. Informan petani di Desa Wonorejo masih banyak yang
menempuh hingga pendidikan SMA karena dengan modal pendidikan tersebut sudah
cukup untuk bekerja. Rata-rata tingkat pendidikan informan di Desa Kragan masih
rendah karena pada saat itu mencari biaya hidup sulit dan tidak mampu melanjutkan
pendidikan ke tingkat selanjutnya.
2. Modal Fisik
Modal fisik merupakan fasilitas dasar yang dibuat untuk mendukung kegiatan
nafkah masyarakat. Menurut DFID (2001) bahwa sarana dan prasarana mencakup
seluruh perkembangan lingkungan fisik yang mendukung masyarakat untuk melakukan
kegiatan produktif. Adapun modal fisik yang digunakan oleh petani adalah peralatan
pertanian dan sarana produksi pertanian. Alat pertanian yang digunakan oleh petani baik
di Desa Wonorejo dan Desa Kragan berupa cangkul, arit atau sabit, linggis, tank
semprot, mesin diesel, traktor, dan erek atau tleser.
Modal fisik lainnya untuk kegiatan usaha tani adalah sarana produksi berupa
benih/bibit, pupuk, dan obat pestisida. Selama pandemi Covid-19 ini dampak yang
mempengaruhi modal fisik pertanian adalah pada ketersediaan pupuk bersubsidi yang
digunakan oleh petani dengan lahan kurang dari 1 Ha. Permasalahan yang dijumpai
berupa terbatasnya perolehan pupuk subsidi, sehingga petani yang membutuhkan pupuk
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1605
lebih dari takaran harus mencari pupuk non subsidi dengan harga yang jauh lebih
mahal. Walaupun ini bukanlah dampak langsung dari pandemi Covid-19 tetapi
permasalahan ini mempersulit petani disaat petani juga mengalami penurunan
pendapatan.
3. Modal Alam
DFID (2001) mendeskripsikan modal alam sebagai stok alami yang memberikan
daya dukung dan manfaat yang berharga dalam upaya penghidupan masyarakat. Petani
di Desa Wonorejo dan Desa Kragan memiliki modal alam berupa lahan pertanian.
Pandemi Covid-19 tidak memberikan dampak pada sumber daya alam yang dimiliki
oleh petani di Desa Wonorejo dan Desa Kragan karena pada dasarnya pandemi Covid-
19 menyerang kesehatan manusia yang berpengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi di
masyarakat. Adapun jumlah informan petani berdasarkan kepemilikan luas lahan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Jumlah Informan berdasarkan Kepemilikan Luas Lahan
Luas
lahan
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Pemilik
Penyakap
Buruh
Tani
Pemilik
Penyakap
Buruh Tani
0 0,24
2
(66,7%)
1 (33,3%)
3
(100%)
1
(33,3%)
-
3 (100%)
0,25
0,49
1
(33,3%)
1 (33,3%)
-
-
3 (100 %)
-
0,5
0,74
-
1 (33,3%)
-
-
-
-
0,75
0,99
-
-
-
2
(66,7%)
-
-
Total
3
3
3
3
3
3
Sumber: Data Primer, 2022
Jumlah informan petani menurut luas lahan yang berada di Desa Wonorejo yaitu
untuk luas 0-0,24 Ha sebanyak 6 orang (petani pemilik 66,7 persen, penyakap 33,3
persen, dan buruh tani 100 persen), sedangkan untuk informan petani di Desa Kragan
sebanyak 4 orang (petani pemilik 33,3 persen dan buruh tani 100 persen). Jumlah
informan petani dengan luas lahan 0,25-0,49 di Desa Wonorejo yaitu sebanyak 2 orang
(petani pemilik 33,3 persen dan penyakap 33,3 persen), sedangkan di Desa Kragan
sebanyak 3 orang (petani penyakap 100 persen). Informan petani dengan luas lahan 0,5-
0,74 di Desa Wonorejo sebanyak 1 orang (petani penyakap 33,3 persen), sedangkan di
Desa Kragan tidak ditemukan informan petani dengan luas lahan tersebut. Kemudian,
informan petani dengan luas lahan 0,75-0,99 di Desa Wonorejo tidak ditemukan, tetapi
di Desa Kragan terdapat sebanyak 2 orang (petani pemilik 66,7 persen). Kecilnya rata-
rata luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani di Desa Wonorejo dan Kragan
menyebabkan petani belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga karena dengan
luas sawah yang kecil memungkinkan petani hanya mendapatkan hasil produksi yang
tidak begitu banyak.
4. Modal Finansial
Modal finansial adalah segala sumber keuangan yang dapat dimanfaatkan dan
digunakan oleh seseorang dalam mencapai tujuan nafkahnya. DFID (2001) menjelaskan
bahwa modal finansial terdiri dari cadangan pribadi atau persediaan yang dimiliki oleh
kelembagaan publik maupun keuangan serta aliran dana yang teratur. Akses petani
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1606
terhadap modal finansial sangat beragam tergantung keperluannya. Akses yang dimiliki
oleh petani di Desa Wonorejo dan Kragan terhadap modal finansial tidak jauh berbeda,
petani memanfaatkan mulai dari pinjaman pada bank, koperasi, maupun jaringan
kepada tetangga dan kerabat. Selain itu, petani juga memelihara hewan ternak sebagai
bentuk tabungan. Adapun akses penghasilan utama pada petani sebagai berikut.
Tabel 4. Jumlah Informan berdasarkan Sumber Nafkah Utama
Pekerjaan
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Jumlah
%
Jumlah
%
Petani
2
22,2
6
66,7
Buruh Tani
-
-
3
33,3
Buruh Bangunan
3
33,3
-
-
Buruh Pabrik
1
11,1
-
-
Pedagang
3
33,3
-
-
Total
9
100
9
100
Sumber: Data Primer, 2022
Jumlah informan dengan sumber nafkah utama sebagai petani di Desa Wonorejo
terdapat 2 orang (22,2 persen), sedangkan di Desa Kragan terdapat 6 orang (66,7
persen). Informan petani dengan pekerjaan utama buruh tani hanya terdapat di Desa
Kragan yaitu 3 orang (33,3 persen). Informan dengan pekerjaan utama buruh bangunan,
buruh pabrik, dan pedagang hanya di Desa Wonorejo yaitu masing-masing sebanyak 3
orang (33,3 persen), 1 orang (11,1 persen), dan 3 orang (33,3 persen). Rata-rata
informan petani di Desa Wonorejo memiliki pekerjaan utama di luar sektor pertanian
karena alasan lahan pertanian yang semakin sempit sehingga penghasilannya tidak
dapat menopang kebutuhan sehari-hari. Lain hal dengan informan di Desa Kragan
dimana petani dan buruh tani merupakan pekerjaan turun temurun dan lahan pertanian
di Desa Kragan masih luas. Informan petani memiliki akses tambahan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup, salah satunya yaitu melalui pekerjaan sampingan yang
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Jumlah Informan berdasarkan Sumber Nafkah Sampingan
Pekerjaan
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Jumlah
%
Jumlah
%
Petani
4
57,14
-
-
Buruh Tani
3
42,86
-
-
Pedagang
-
-
1
20
Buruh Harian Lepas
-
-
4
80
Total
7
100
5
100
Sumber: Data Primer, 2022
Jumlah informan petani di Desa Wonorejo dengan pekerjaan sampingan yaitu
ditemukan sebagai petani dan buruh tani sebanyak masing-masing 4 dan 3 orang (57,14
persen dan 42,86 persen), sedangkan untuk informan petani di Desa Kragan ditemukan
memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang sebanyak 1 orang (20 persen) dan
buruh harian lepas sebanyak 4 orang (80 persen). Pekerjaan sampingan dilakukan oleh
informan petani untuk menambah penghasilan keluarga mereka.
Selama pandemi Covid-19 petani di Desa Wonorejo dan Desa Kragan
dihadapkan pada hambatan-hambatan yang memberikan dampak pada modal finansial
yang dimiliki oleh petani. Karena hambatan tersebut petani menjadi kesulitan untuk
menstabilkan kondisi ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Dampak pada modal finansial petani di kedua desa tersebut berupa pendapatan yang
menurun dan pengeluaran yang tetap cenderung meningkat. Pendapatan yang menurun
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1607
dikarenakan permasalahan harga jual hasil pertanian yang menurun akibat daya beli
beras di masyarakat berkurang, hal tersebut disebabkan banyaknya masyarakat yang
mendapat bantuan sosial beras Bulog selama pandemi Covid-19. Permasalahan lainnya
yaitu karena sulitnya mendapatkan penghasilan tambahan karena pekerjaan di luar
sektor pertanian yang terhambat akibat adanya kebijakan seperti PSBB dan PPKM. Hal
tersebut sangat rentan dirasakan oleh petani tanpa lahan seperti buruh tani terutama di
Desa Wonorejo karena pendapatan utama mereka berasal dari pekerjaan di luar sektor
pertanian. Pendapatan yang menurun tidak seimbang dengan pengeluaran keluarga
petani yang tetap meningkat. Petani pemilik penggarap dan penyakap harus
mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi kebutuhan sarana produksi pertanian berupa
pupuk non subsidi, serta selama pandemi Covid-19 petani juga harus membeli
handphone dan kuota internet untuk keperluan pendidikan anaknya secara daring.
5. Modal Sosial
Modal sosial merupakan sumber daya sosial yang digunakan oleh masyarakat
untuk mencapai tujuan penghidupan mereka. Sumber daya sosial pada umumnya berupa
intangible (tidak nyata) tapi memiliki manfaat bagi masyarakat (DFID, 2001).
Penduduk desa dikenal dengan hubungan sosial dan kekerabatan yang masih kental.
Masyarakat di Desa Wonorejo dan Kragan memanfaatkan kerabat atau tetangga, serta
kelembagaan desa seperti kelompok tani sebagai pendukung kehidupan sosial mereka.
Pertemuan kelompok tani umumnya dilakukan sebanyak 1-2 bulan sekali di Desa
Wonorejo, sedangkan di Desa Kragan yaitu sebulan sekali pada setiap awal bulan.
Selama pandemi Covid-19, kegiatan sosial petani dilakukan secara terbatas akibat
kebijakan PPKM yang berlaku, sehingga segala kegiatan pertemuan di desa harus
terhenti sementara. Saat penelitian berlangsung, kegiatan sosial petani di Desa
Wonorejo seperti pertemuan kelompok tani sudah berhenti selama hampir 2 tahun,
sedangkan di Desa Kragan hanya berhenti sekitar 6 bulan karena kondisi kasus positif
Covid-19 di Desa Kragan yang tidak bertambah.
B. Strategi Nafkah Petani di Desa Wonorejo dan Kragan
1. Strategi On-farm
Ellis (1998) menjelaskan strategi on-farm sebagai strategi yang didasarkan dari
sumber hasil pertanian dalam artian luas yakni pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, dan sebagainya. Strategi nafkah dilakukan guna mendukung
usaha pemenuhan kebutuhan hidup individu atau kelompok dalam mempertahankan dan
meningkatkan pendapatannya. Pandemi Covid-19 selain memberi dampak negatif
kepada kesehatan tetapi juga memberikan dampak negatif pada perekonomian petani.
Sehingga untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak stabil akibat dampak negatif
pandemi Covid-19, petani harus melakukan strategi nafkah agar dapat bertahan hidup.
Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dengan informan
petani di Desa Wonorejo dan Kragan, data yang didapatkan yakni sebagai berikut.
Tabel 6. Strategi On-farm Petani di Desa Wonorejo dan Kragan
Selama Pandemi Covid-19
Jenis
Petani
Bentuk Strategi On-farm
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Pemilik
Penggarap
1. Menanam tanaman pangan
padi
2. Menanam palawija
1. Menanam tanaman
pangan padi
2. Memelihara ternak
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1608
3. Memelihara ternak
4. Memanfaatkan pekarangan
5. Menjual sisa hasil panen
kepada tetangga
3. Menjual hasil panen
dengan sistem tebas
Penyakap
1. Menanam tanaman pangan
padi
2. Menanam palawija
3. Memelihara ternak
4. Menjual sisa hasil panen
kepada tetangga
1. Menanam tanaman
pangan padi
2. Memelihara ternak
3. Menjual hasil panen
dengan sistem tebas
4. Memanfaatkan
pekarangan
Buruh
Tani
1. Memelihara ternak
1. Memelihara ternak
2. Memanfaatkan
pekarangan
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Strategi on-farm yang telah dilakukan oleh informan petani di Desa Wonorejo
dan Kragan selama pandemi Covid-19 tidak begitu berbeda dengan pada saat kondisi
normal. Petani tetap dapat melakukan kegiatan ke lahan sawah seperti biasa.
Perbedaan antara petani di Desa Wonorejo dengan petani di Desa Kragan dalam
melakukan strategi on-farm dimana petani pemilik penggarap dan penyakap di Desa
Wonorejo membudidayakan tanaman palawija di masa kemarau karena kondisi lahan
yang mendukung dan harga jualnya yang cukup baik sehingga dapat menambah
pendapatan mereka, sedangkan petani pemilik penggarap dan penyakap di Desa
Kragan tetap menanam tanaman padi selama tiga kali masa tanam dan menjual hasil
panen kepada penebas. Selain itu, strategi on-farm yang dapat dilakukan oleh petani
baik di Desa Wonorejo dan Kragan selama pandemi Covid-19 adalah memelihara
hewan ternak. Selama pandemi Covid-19, petani menjual hewan ternaknya untuk
menambah biaya dalam memenuhi kebutuhan modal usaha tani dan juga keluarganya,
sedangkan bagi buruh tani tanpa lahan mereka menjual hewan ternaknya selama
pandemi Covid-19 ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti salah satunya
keperluan pendidikan anak berupa handphone dan kuota internet.
Strategi on-farm menjadi usaha yang tetap dapat berjalan meskipun pada saat
pandemi Covid-19. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Astuti et al., 2021) yang
menyatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak berpengaruh pada sistem jadwal tanam
petani karena petani tetap dapat menanam di lahannya dan sudah memiliki konsumen
untuk hasil panennya. Demikian petani melakukan strategi on-farm sebagai salah satu
alternatif yang tetap dapat dilakukan untuk bertahan memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya selama pandemi Covid-19.
2. Strategi Off-farm
Menurut Ellis (1998) strategi off-farm merupakan strategi nafkah yang
berasal dari dalam kerja pertanian berupa upah tenaga kerja pertanian, sistem bagi
hasil (harvest share system), dan kontrak tenaga kerja non upah. Petani gurem atau
petani dengan lahan sempit akan melakukan strategi off-farm untuk menambah
sumber pendapatan keluarga petani. Strategi off-farm menjadi salah satu upaya
mengatasi resiko kegagalan atau penurunan hasil panen petani sehingga berpeluang
memperoleh tambahan pendapatan atau pun menghemat pengeluaran. Adapun strategi
off-farm yang dilakukan oleh petani di Desa Wonorejo dan Kragan selama pandemi
Covid-19 yakni sebagai berikut.
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1609
Tabel 7. Strategi Off-farm Petani di Desa Wonorejo dan Kragan
Selama Pandemi Covid-19
Jenis
Petani
Bentuk Strategi Off-farm
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Pemilik
Penggarap
1. Tenaga kerja keluarga
1. Tenaga kerja keluarga
Penyakap
1. Sistem bagi hasil
2. Tenaga kerja keluarga
3. Menjadi buruh bajak sawah
1. Sistem bagi hasil
2. Menjadi buruh cangkul
dan perawatan lahan
3. Menjadi buruh tanam
Buruh
Tani
1. Menjadi buruh tanam
2. Menjadi buruh panen
1. Menjadi buruh bajak
sawah
2. Menjadi buruh tanam
3. Menjadi buruh panen
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat bertahan selama pandemi
Covid-19, sehingga strategi off-farm menjadi usaha bagi petani untuk tetap bertahan
hidup. Selama pandemi Covid-19 peluang bekerja di sektor pertanian tetap ada,
karena kegiatan pertanian masih dapat dilakukan seperti biasa. Petani di Desa
Wonorejo dan Kragan mencari pendapatan tambahan melalui strategi off-farm,
khususnya bagi petani penyakap dan buruh tani dengan bekerja di lahan milik orang
lain. Petani pemilik penggarap di kedua desa tersebut, hanya melakukan strategi off-
farm dengan memanfaatkan tenaga kerja keluarga saja karena mereka sudah merasa
cukup dengan mengelola lahannya sendiri dan penggunaan tenaga kerja keluarga
menjadi salah satu strategi menghemat pengeluaran pada beberapa kegiatan di lahan.
Buruh tani merupakan petani tanpa lahan yang bergantung pada pekerjaan off-farm
ini, selama pandemi Covid-19 buruh tani menggantungkan pendapatannya pada
kegiatan off-farm. Perbedaan strategi off-farm buruh tani di Desa Wonorejo dengan
buruh tani di Desa Kragan yakni pada peluang mendapatkan pekerjaan buruh tani
lebih besar di Desa Kragan karena lahan pertanian yang masih luas sehingga
kesempatan buruh tani untuk bekerja sangat banyak, berbeda hal dengan petani di
Desa Wonorejo yang lahan pertaniannya sudah semakin sedikit sehingga buruh tani
harus mencari peluang di desa-desa terdekat.
3. Strategi Non-farm
Strategi non-farm menurut Ellis (1998) merupakan sumber pendapatan yang
berasal dari luar kegiatan pertanian. Petani akan melakukan upaya diversifikasi nafkah
dengan kegiatan di luar pertanian jika sumber pendapatan dari kegiatan usaha
pertanian dirasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ketika dalam
kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti selama pandemi Covid-19 ini,
petani mau tak mau melakukan usaha dengan strategi lain yakni strategi non-farm agar
kebutuhan kehidupan keluarga petani tetap terpenuhi. Strategi non-farm yang
dilakukan petani di Desa Wonorejo dan Kragan selama pandemi Covid-19 didapatkan
sebagaimana data penelitian di lapang sebagai berikut.
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1610
Tabel 8. Strategi Non-farm Petani di Desa Wonorejo dan Kragan
Selama Pandemi Covid-19
Jenis
Petani
Bentuk Strategi Non-farm
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Pemilik
Penggarap
1. Tetap memanfaatkan
pekerjaan non pertanian
2. Usaha sampingan
3. Meminjam uang
4. Bantuan pemerintah saat
pandemi Covid-19
1. Kiriman buruh migran
2. Meminjam uang
3. Bantuan benih
Penyakap
1. Tetap memanfaatkan
pekerjaan non pertanian
2. Meminjam uang
3. Usaha sampingan
4. Bantuan pemerintah saat
pandemi Covid-19
1. Kiriman buruh migran
2. Kerja serabutan
3. Meminjam uang
4. Bantuan pemerintah
saat pandemi Covid-19
5. Bantuan benih
Buruh
Tani
1. Tetap memanfaatkan
pekerjaan non pertanian
2. Meminjam uang
3. Usaha sampingan
4. Bantuan pemerintah saat
pandemi Covid-19
1. Kiriman buruh migran
2. Kerja serabutan
3. Meminjam uang
4. Bantuan pemerintah
saat pandemi Covid-19
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Masa pandemi Covid-19 ini strategi non-farm tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Informan petani di Desa Wonorejo yang mayoritas memiliki pekerjaan
utama di luar sektor pertanian ketika masa pandemi Covid-19 ini tetap menjalankan
pekerjaannya, walaupun pekerjaan yang dilakukan menjadi berkurang karena jadwal
kerjanya yang dibatasi akibat PSBB yang mengakibatkan pendapatannya juga
menurun tetapi mau tidak mau harus tetap dilakukan agar pendapatan tetap masuk
walaupun tidak begitu banyak. Sama halnya dengan petani penyakap dan buruh tani di
Desa Kragan yang tetap menjalankan pekerjaan serabutan untuk mendapatkan
penghasilan tambahan di masa pandemi Covid-19 ini, walaupun sempat kesulitan
mencari pekerjaan disaat lockdown desa sedang berlangsung.
Strategi non-farm lainnya yang dilakukan adalah dengan meminjam uang,
informan petani baik di Desa Wonorejo dan Kragan selama pandemi Covid-19 ini
memanfaatkan kerabat, keluarga, tetangga, hingga bank dan lembaga keuangan untuk
melakukan pinjaman uang. Mereka melakukan itu untuk bertahan memenuhi
kebutuhan modal usaha dan kebutuhan pokok keluarga. Informan petani di Desa
Wonorejo juga melakukan usaha sampingan bersama keluarga dengan melibatkan istri
untuk menambah pendapatan sehari-hari, sedangkan informan petani di Desa Kragan
memanfaatkan kiriman bantuan uang dari anak-anaknya yang bekerja di luar kota dan
bantuan benih yang disalurkan kepada petani pemilik penggarap dan penyakap selama
pandemi Covid-19 dengan hanya menebus uang sebesar Rp10.000 per kamplet.
Bantuan lain yang disalurkan oleh pemerintah kepada petani juga yakni bantuan
selama pandemi Covid-19, dimana bantuan yang didapatkan berbeda-beda berupa
bantuan keringanan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan dana UMKM (Usaha Mikro
Kecil Menengah) bagi informan petani yang memiliki usaha sampingan, bantuan PKH
(Program Keluarga Harapan) yang didapatkan oleh petani yang masih memiliki anak
yang bersekolah, dan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Bantuan tersebut hanya
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1611
diberikan kepada petani yang sudah terdaftar bagi penerima, untuk bantuan khusus
petani selama pandemi Covid-19 tidak begitu jelas apa bantuan yang diberikan selain
benih kepada petani di Desa Kragan sehingga tidak seluruh petani mendapatkan
bantuan selama pandemi Covid-19.
Strategi non-farm tidak dapat maksimal dilaksanakan selama pandemi Covid-19
oleh petani di Desa Wonorejo dan Kragan yakni pada hal melakukan pekerjaan di luar
sektor pertanian. Hal ini menjadikan strata petani tanpa lahan yakni buruh tani
menjadi cukup rentan dalam mencari pendapatan tambahan di luar sektor pertanian.
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ngadi, Meilanna, R., & Purba,
2020) bahwa pandemi Covid-19 ini menyebabkan pemerintah menerapkan kebijakan
PSBB di beberapa daerah, dimana kebijakan tersebut mengubah kondisi sosial
ekonomi masyarakat. Kondisi tersebut memberikan dampak luas bagi masyarakat
termasuk keberlangsungan pekerjaan dan penurunan pendapatan bagi pekerja.
C. Dampak Strategi Nafkah terhadap Kehidupan Petani Selama Pandemi Covid-19
Strategi nafkah dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk mencapai livelihood outcomes
(Horta, 2020). Livelihood outcomes yang berpotensi mencakup lebih banyak pendapatan,
peningkatan kesejahteraan, pengurangan kerentanan, peningkatan ketahanan pangan,
penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan (Ulum, 2014). Petani di Desa Wonorejo
dan Desa Kragan telah melakukan berbagai strategi dalam menghadapi masa pandemi Covid-
19 untuk tetap dapat mempertahankan kehidupan dan mencapai livelihood outcomes yang
terbaik bagi keluarganya. Pandemi Covid-19 termasuk menjadi bencana yang juga
mempengaruhi modal nafkah dan strategi nafkah yang dilakukan keluarga petani. Penghasilan
petani yang tidak menentu menjadikan petani harus mampu mengelola dan mengusahakan
agar kebutuhan keluarganya tetap terpenuhi walaupun dihadapi oleh bencana pandemi Covid-
19. Dampak pandemi Covid-19 terhadap kehidupan petani di Desa Wonorejo dan Kragan
dirangkum pada tabel yang disajikan sebagai berikut.
Tabel 9. Dampak Strategi Nafkah terhadap Kehidupan Petani Selama
Pandemi Covid-19
Jenis Petani
Dampak Strategi Nafkah bagi Kehidupan Petani
Desa Wonorejo
Desa Kragan
Petani Pemilik
Penggarap
Mempertahankan
pendapatan dengan
melakukan pekerjaan
utama dan sampingan
Mempertahankan
kesejahteraan bagi
keluarga terutama
pendidikan anak
Mempertahankan
ketahanan pangan dengan
mengutamakan pangan
keluarga
Mempertahankan
pendapatan dengan tetap
melakukan pekerjaan
utama
Mempertahankan
ketahanan pangan dengan
mengutamakan pangan
keluarga
Petani
Penyakap
Mempertahankan
pendapatan dengan
melakukan pekerjaan
utama dan sampingan
Mempertahankan
kesejahteraan bagi
keluarga terutama
Mempertahankan
pendapatan dengan
melakukan pekerjaan
utama dan sampingan
Mempertahankan
kesejahteraan bagi
keluarga terutama
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1612
pendidikan anak
Mempertahankan
ketahanan pangan dengan
mengutamakan pangan
keluarga
pendidikan anak
Mempertahankan
ketahanan pangan dengan
mengutamakan pangan
keluarga
Buruh Tani
Mempertahankan
pendapatan dengan
melakukan pekerjaan
utama dan sampingan
Mempertahankan
kesejahteraan bagi
keluarga terutama
pendidikan anak
Mempertahankan
ketahanan pangan dengan
mengutamakan pangan
keluarga
Mempertahankan
pendapatan dengan
melakukan pekerjaan
utama dan sampingan
Mempertahankan
esejahteraan bagi keluarga
terutama pendidikan anak
Mempertahankan
ketahanan pangan dengan
mengutamakan pangan
keluarga
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Strategi nafkah menurut White (1991) dalam (Azalia, 2015) dikelompokkan ke dalam
tiga tahapan yakni strategi bertahan hidup (survival strategy), strategi konsolidasi
(consolidation strategy), dan strategi akumulasi (accumulation strategy). Berdasarkan data
analisis di atas, tahapan strategi petani di Desa Wonorejo dan Desa Kragan selama pandemi
Covid-19 yakni keduanya berada pada tahapan strategi bertahan hidup (survival strategy),
dimana selama pandemi Covid-19 fokus petani hanya untuk bertahan memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarganya. Strategi bertahan hidup (survival strategy) yang dilakukan oleh petani
dapat mempertahankan kehidupan keluarganya meskipun dihadapi oleh kendala pandemi
Covid-19.
Kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat pedesaan cukup tahan atau
memiliki resiliensi terhadap dampak pandemi Covid-19 dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Hal ini dikarenakan sektor pertanian merupakan sektor yang dapat bertahan dan
tetap dapat dijalankan selama pandemi Covid-19, karena pada dasarnya demand hasil bumi
akan selalu terus ada sebagai kebutuhan pangan sehari-hari masyarakat meskipun juga
terdampak oleh adanya pandemi Covid-19. Temuan dalam penelitian ini selaras dengan hasil
penelitian (Sabariman & Susanti, 2021) yang menyatakan bahwa keluarga petani miskin di
pedesaan mampu bertahan dan berkembang dalam menghadapi pandemi Covid-19, dimana
keluarga petani miskin tidak mengalami dampak yang berkepanjangan karena mereka
mempunyai kemampuan pengelolaan dalam masa sulit. Salah satu contohnya adalah dengan
masih bertumpu pada adat budaya dalam mengelola lahan pertaniannya. Berbeda dengan
masyarakat kota yang dikatakan vulnerable atau rentan terhadap pandemi Covid-19, karena
mayoritas masyarakatnya yang memiliki pekerjaan di sektor non-pertanian dan biaya serta
jumlah kebutuhan keluarga dapat jauh lebih tinggi. Serupa dengan hasil penelitian (Kurniasih,
2020) bahwa meskipun pandemi Covid-19 berdampak pada segala kelas masyarakat,
masyarakat miskin perkotaan dengan jenis pekerjaan mulai dari pekerja lepas hingga informal
lainnya lebih rentan terhadap pandemi Covid-19, karena situasi ini memaksa mereka untuk
tidak bekerja dan mengalami penurunan pendapatan sebanyak 30 sampai 70 persen.
Kesimpulan
Petani dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 membangun strategi nafkah dengan
mengkombinasikan berbagai aset nafkah yang dimiliki. Strategi nafkah yang dilakukan petani
berupa strategi on-farm, off-farm, dan non-farm. Selama kondisi pandemi Covid-19 petani di Desa
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1613
Wonorejo dan Kragan sama-sama dapat bertumpu pada strategi on-farm dan off-farm yang dapat
selalu berjalan meskipun menghadapi dampak pandemi Covid-19. Strategi non-farm tetap
dimanfaatkan petani baik di Desa Wonorejo dan Kragan sebagai sumber nafkah penunjang. Hal yang
dilakukan petani di Desa Wonorejo seperti tetap melakukan pekerjaan utama, meminjam uang,
melakukan usaha sampingan, dan memanfaatkan bantuan pemerintah; sedangkan petani di Desa
Kragan memanfaatkan kiriman buruh migran, meminjam uang, bekerja serabutan, dan juga
memanfaatkan bantuan pemerintah.
Strategi nafkah yang telah dilakukan petani di Desa Wonorejo dan Kragan selama pandemi
Covid-19 yakni menjadikan petani terdapat pada tahapan strategi bertahan hidup (survival strategy).
Hal tersebut ditandai oleh petani yang dapat mempertahankan pendapatan serta kebutuhan pokok
keluarga sehari-hari selama pandemi Covid-19. Temuan hasil penelitian ini memperkuat pernyataan
bahwa masyarakat desa khususnya petani dapat lebih resilien dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Strategi Nafkah Petani di Era Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di Desa Wonorejo dan Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar)
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1614
Blibiografi
Astuti, N. B., Mutiara, V. I., & Hariance, R. (2021). Livelihood strategies of farmers in Padang City
during pandemic Covid-19. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 741(1),
12070. https://doi.org/10.1088/1755-1315/741/1/012070
Azalia, N. R. (2015). Pengaruh Strategi Nafkah Rumah Tangga Petani Padi Sawah Terhadap Tingkat
Kesejahteraan. Makalah Kolokium.
http://kpm.ipb.ac.id/karyailmiah/index.php/kolokium/article/view/1686
Bank, W. (2020). A Shock Like No Other: The Impact of Covid-19 on Commodity Markets.
Commodity Markets Outlook.
Horta, P. M. (2020). Strategi Nafkah Petani Agroforestry Di Desa Cenrana Baru Kecamatan Cenrana
Kabupaten Maros. Universitas Hasanuddin. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/3149/
Kawareng, A. T., Faisal, M., Mita, N., & Ahmad, I. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan dengan
perilaku mahasiswa Universitas Mulawarman Samarinda terhadap wabah pandemi COVID-19.
Jurnal Gizi Kerja Dan Produktivitas, 2(1), 18.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JGKP/article/view/11231
Khairad, F. (2020). Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau Dari Aspek Agribisnis.
Jurnal Agriuma, 2(2), 8289. https://doi.org/10.31289/agr.v2i2.4357
Kurniasih, E. P. (2020). Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Penurunan Kesejahteraan Masyarakat
Kota Pontianak. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan,
5(7), 277. https://feb.untan.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/Erni-1.pdf
Ngadi, Meilanna, R., & Purba, Y. . (2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Jurnal Sosial Dan Budaya SyarI, Vol. 7, 639648.
Pontoan, K. A., Merung, Y. A., Kelana, G., & Lengkong, M. R. (2021). Peningkatan Kapasitas Petani
pada Masa Pandemi COVID-19 Melalui Pelatihan Manajemen Keuangan & Pemasaran Digital.
COMSERVA: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 1(5), 178186.
https://doi.org/10.36418/comserva.v1i5.28
Rahardjo, M. (2010). Triangulasi dalam penelitian kualitatif.
Sabariman, H., & Susanti, A. (2021). Kerentanan Sosial Ekonomi dan Resiliensi Keluarga Petani
Miskin Selama Pandemi Covid-19: Kasus Dari Madura. Brawijaya Journal of Social Science,
1(1), 113. https://doi.org/10.21776/ub.bjss.2021.001.01.1
Ulum, M. C. (2014). Manajemen bencana: Suatu pengantar pendekatan proaktif. Universitas
Brawijaya Press.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=nJ9QDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Liv
elihood+outcomes+yang+berpotensi+mencakup+lebih+banyak+pendapatan,+peningkatan+kesej
ahteraan,+pengurangan+kerentanan,+peningkatan+ketahanan+pangan,+penggunaan+sumber+da
ya+alam+yang+berkelanjutan&ots=IL9bGXKiFm&sig=seUADr_cvxJgTCFE5wgwPg2gTfA&r
edir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Yofa, R. D., & Erwidodo, E. S. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Ekspor Dan Impor
Komoditas Pertanian. Dampak Pandemi Covid-19 Perspekt. Adapt. Dan Resiliensi Sos. Ekon.
Pertan, 148. https://www.researchgate.net/profile/Rika-Reviza/publication/348231469_BBRC-
2020-dampak-pandemi-covid-19/links/5ff4297745851553a01e1cbf/BBRC-2020-dampak-
pandemi-covid-19.pdf#page=158