Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Minyak Harum Maluku 52 Pada
CV. Alfa Blessing
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1494
Pendahuluan
Minyak atsiri adalah minyak atsiri yang dihasilkan oleh akar, daun, buah, batang, dan bunga
dari berbagai tanaman (Santoso, Suryadarma, Sumari, & Sukarianingsih, 2020). Minyak atsiri
merupakan komoditas hasil hutan bukan kayu yang memiliki nilai jual tinggi. Minyak atsiri pertama
kali dikembangkan pada tahun 1960-an dan digunakan sebagai bahan obat-obatan, kosmetik, sabun,
dan pembersih (Julianto, 2016). Volume permintaan pasar untuk minyak atsiri semakin meningkat
seiring dengan kegunaan minyak atsiri pada berbagai bidang industri. Minyak atsiri juga digunakan
sebagai bahan dalam wewangian dan wewangian (wewangian dan bahan wewangian). Industri
makanan menggunakan minyak atsiri sebagai zat penyedap atau penambah rasa.
Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan sektor industri hilir minyak atsiri
(IHMA) agar lebih berdaya saing. Selain itu, Indonesia memiliki potensi untuk memasok berbagai
bahan baku bahkan memiliki sekitar 40 jenis tumbuhan esensial dari 99 jenis tumbuhan esensial
dunia. Inilah potensi peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pengolahan di dalam negeri.
Data international trade centre menunjukkan Indonesia merupakan salah satu penghasil
minyak atsiri terbesar di dunia untuk beberapa komoditas, dan dari 70 minyak atsiri yang
diperdagangkan di pasar dunia, 40 di antaranya benar-benar diproduksi di Indonesia. (Masda Ridho,
2019). Menurut data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2020, sebagian besar
minyak atsiri yang dihasilkan petani diekspor, dan rempah-rempah seperti serai, pala, cengkeh, kayu
manis, jahe dan cendana memiliki pangsa pasar yang besar yaitu 58,7%. minyak atsiri 22,4%, minyak
atsiri jeruk 13,2%, minyak atsiri peppermint 5,6%. Menurut, data kementerian perindustrian tahun
2020 ekspor minyak atsiri cenderung meningkat dengan rata-rata per tahun 16,45 persen. Sentra
produksi minyak atsiri di Indonesia berada di wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat,) Sulawesi (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo), Jawa dan Maluku.
Maluku sebagai Provinsi kepulauan yang kaya dan terkenal akan kekayaan alam yang
melimpah. Kekayaan alam yang melimpah dapat berupa rempah-rempah, cengkih (Syzygium
aromaticum), pala (myristica fragans), kayu putih (Melaleuca leucadendra), serai wangi
(cymbopogon nardus folium) dan jahe (zingiber officinale). Komoditi-komoditi tersebut merupakan
komoditi penghasil minyak atsiri. Namun, Maluku masih menjadi Provinsi dengan tingkat produksi
minyak atsiri skala menengah dan aspek jaringan pemasaran minyak atsiri yang relatif belum luas.
Minyak atsiri yang ada di Maluku yaitu minyak kayu putih, minyak cengkih, minyak lawang dan
minyak Harum Maluku 52.
Salah satu produk minyak Atsiri yang akhir- akhir ini mulai, dikembangkan di Maluku tahun
2008 yaitu minyak Harum Maluku 52, yang di produksikan oleh CV. Alfa Blessing. Minyak Harum
Maluku 52 terbuat dari berbagai ramuan rempah- rempah seperti cengkih (eugenia aromatica), pala
(myristica fragans), kayu putih (eugenia aromatica), jahe (zingiber officinale), dan serai
(cymbopogon citratus). Beberapa komoditi ini selanjutnya dicampur dengan takaran tertentu sehingga
menghasilkan minyak atsiri yang banyak manfaatnya untuk kesehatan. Manfaat minyak Harum
Maluku 52 untuk kesehatan yaitu, mencegah dan menyembuhkan asam urat, luka bakar, gigitan
serangga dan gatal-gatal. Industri farmasi gunakan minyak esensial sebagai pereda nyeri, antiinfeksi,
dan antiseptik. Industri kosmetik dan wewangian menggunakan minyak atsiri sebagai bahan
pembuatan sabun, pasta gigi, sampo, losion, dan parfum (Faradiva, 2020).
Awalnya, komoditas minyak atsiri digunakan untuk pengobatan, serta diaplikasikan sebagai
obat perawatan kulit, dan kanker, kemudian meluas memasuki industri kesehatan dan kecantikan
(Dewan Atsiri Indonesia, 2018). Minyak atsiri menunjukkan peningkatan permintaan yangpesat
dalam beberapa dekade terakhir ini dengan adanya popularitas aromaterapi, yaitu cabang dari
pengobatan alternatif yang mengklaim bahwa minyak atsiri dansenyawa aromatik lainnya memiliki