Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 3, No. 11, November 2022
E-ISSN:2723 6595
http://jiss.publikasiindonesia.id/ P-ISSN:2723 6692
Doi: 10.36418/jiss.v3i11.728 1454
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Shobirin
SMA Negeri 1 Lohbener
Email: husaen_syafaat17@yahoo.co.id
Artikel info
Artikel history
Diterima
: 21-10-2022
Direvisi
: 08-11-2022
Disetujui
: 12-11-2022
Kata Kunci: Aktivitas; Hasil
Belajar; Numbered Head
Together.
Keywords : Activities,
Learning Outcomes;
Numbered Head Together.
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi di Kelas X.3 IPS SMA
Negeri 1 Lohbener Indramayu tahun pelajaran 2021/2022 semester ganjil
yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dan Untuk mengetahui dampak metode Numbered Head
Together (NHT) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas
X.3 IPS SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu tahun pelajaran 2021/2022
pada materi Pola Perilaku Konsumen dan Produsen dalam kegiatan
ekonomi. Penelitian Model yang digunakan adalah metode eksperimen.
Penelitian ini dilakukan dua siklus, setiap siklus terdiri atas empat kegiatan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Desain dan metode
penelitian menggunakan pola penelitian tindakan kelas dengan subyek
penelitian 30 siswa di kelas X.3 IPS. Peningkatan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran Ekonomi dapat terlihat pada hal-hal sebagai berikut; 1)
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Ekonomi cukup tinggi, karena
meskipun belum mencapai kriteria yang ditetapkan, yakni 85% siswa terlibat
aktif namun terjadi peningkatan pada setiap siklus. 2) Kelompok siswa
memiliki minat yang tinggi dalam proses pembelajaran, karena melampaui
kriteria yang ditetapkan, yakni 83,33 % melampaui kriteria yang ditetapkan
75%. 3) Siswa memiliki perhatian yang tinggi dalam proses pembelajaran
karena telah melampaui kriteria yang ditentukan, yakni 87,5% jauh
melampaui kriteria yang ditetapkan sebesar 75%. 4) Siswa memiliki
partisipasi yang sangat tinggi dalam proses pembelajaran karena telah
melebihi kriteria yang ditetapkan, yakni 91,67 %, jauh melampaui kriteria
yang ditetapkan sebesar 75%. 5) Siswa memiliki kemampuan melakukan
presentase yang sangat tinggi karena telah melampaui kriteria yang
ditetapkan, yakni 95,83%, jauh melampaui kriteria yang telah ditetapkan
sebesar 75%.
Abstract
The purpose of this study was to determine the increase in student activity
and learning outcomes in economics learning in Class X.3 Social Studies at
SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu in the academic year 2021/2022 in odd
semesters taught with Numbered Head Together (NHT) cooperative learning
and to determine the impact of this method. Numbered Head Together
(NHT) in improving the activities and learning outcomes of Class X.3 Social
Studies students of SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu in the 2021/2022
academic year on the subject of Consumer and Producer Behavior Patterns
in economic activities. Research The model used is the experimental method.
This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of four
activities, namely planning, implementation, observation, and reflection. The
design and research method used a classroom action research pattern with
30 students as research subjects in class X.3 Social Studies. The increase in
student activity in the economics learning process can be seen in the
following things; 1) Student activity in the Economics learning process is
quite high, because even though it has not reached the specified criteria,
namely 85% of students are actively involved, there is an increase in each
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1455
cycle. 2) The group of students has a high interest in the learning process,
because it exceeds the specified criteria, which is 83.33% exceeding the
specified criteria of 75%. 3) Students have high attention in the learning
process because they have exceeded the specified criteria, which is 87.5%,
far beyond the set criteria of 75%. 4) Students have a very high participation
in the learning process because they have exceeded the criteria set, namely
91.67%, far exceeding the criteria set at 75%. 5) Students have the ability to
do a very high percentage because they have exceeded the criteria set,
namely 95.83%, far exceeding the predetermined criteria of 75%.
Koresponden author: Shobirin
Email: hu[email protected].id
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
CC BY SA
2022
Pendahuluan
Keterampilan abad 21 tumbuh hasil analisis kebutuhan meningkatkan daya saing
generasi muda dalam perkembangan ekonomi global, maka setelah Amerika menetapkan
menjadi kebijakan pendidikannya, maka dengan serta merta banyak negara yang mengadopsi
kebijakan itu. Fokus utama kajian adalah adalah membekali generasi mudanya agar memiliki
kompetensi yang paling mereka perlukan di saat ini dan di saat mendatang melalui
penumbuhan keterampilan berbasis kooperatif dan kolaboratif, belajar secara digital, dan
meningkatkan kesadaran hidup pada konteks global.
Perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar peserta didik dan interaksi antara
peserta didik dan guru. Kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan peserta
didik. Peserta didik bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan
informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus
berasal dari guru menuju peserta didik. Peserta didik bisa juga saling mengajar dengan
sesama peserta didik yang lainnnya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh
rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan
sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem
“pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak
sebagai fasilitator. Pendapat lain menurut Mulyasana (2012:44) guru juga memegang peranan
penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, baik kualitas proses maupun kuantitas
lulusan.
Sebagian besar siswa menganggap bahwa mempelajari materi pelajaran ekonomi
merupakan aktivitas yang membosankan karena dianggap kurang bermanfaat. Kegiatan itu
hampir selalu dirasakan sebagai suatu beban dari pada upaya untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Padahal dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar mengajar
merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan
akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengalaman yang biasa terjadi dan dirasakan oleh guru dalam mengajar adalah siswa
kurang berpartisipasi aktif dan tidak memiliki inisiatif serta kontributif baik secara
intelektual maupun emosional. Pertanyaan dari siswa, keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapat, ide dan gagasannya jarang muncul. Padahal belajar mata
pelajaran Ekonomi sangat menyenangkan jika guru berhasil mengemasnya menjadi
pembelajaran yang menyenangkan. Sesuai dengan data tahun pelajaran 2021/2022, data
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1456
rata-rata nilai raport mata pelajaran ekonomi pada semester I ditunjukkan pada tabel berikut
:
Tabel 1. Rata-rata Nilai Raport Semester I Tahun Pelajaran 2021/2022
Kelas
X.1 IPS
X.2 IPS
X.3 IPS
Rata-rata
Sekurang-kurangnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi serta
hasil belajar siswa dalam proses belajar mata pelajaran Ekonomi yakni : (1) Siswa kurang
keberanian untuk mengemukakan pendapatnya, (2) Siswa kurang terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar yang disebabkan guru mengajar cenderung teks book oriented; (3) Strategi pembelajaran
yang tidak merangsang siswa untuk bertanya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari;
(4) Siswa menganggap materi pelajaran ekonomi membosankan dan kurang memberi manfaat.
Adapun proses pembelajaran menurut Sri Narwanti dalam (Utomo, 2015) merupakan rangkaian
kegiatan yang mempunyai tujuan, yaitu diperolehnya hasil belajar pada diri siswa. Hasil belajar itu
berupa perubahan tingkah laku, baik berbentuk kecakapan berpikir, sikap, maupun keterampilan
melakukan suatu kegiatan tertentu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Tim Pengembang
Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2009 :124) bahwa, pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya
merupakan kegiatan guru/dosen menciptakan situasi agar siswa/mahasiswa belajar.
Melalui proses belajar tersebut, terjadi perubahan, perkembangan, kemajuan, baik dalam aspek
fisik-motorik, intelek, sosial-emosional maupun sikap dan nilai. Terdapat keragaman pendapat di
kalangan para ahli dalam merumuskan konsep pembelajaraan kooperatif (Nurliana, 2020)
merumuskan Model Cooperative Learning sebagai suatu strategi belajar-mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.
Model pembelajaran kooperatif didasarkan pada pemikiran filosofis Getting Better
Together yang berarti untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam belajar hendaknya
dilakukan secara bersama-sama. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Dasim
Budimansyah dalam (Muhson, 2011) bahwa, prinsip belajar kooperatif merupakan “proses
pembelajaran yang berbasis kerjasama”. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antar siswa dan
komponen terkait untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
Menurut Trianto dalam (Riadin & Jailani, 2019) model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagan dalam (Ali, 2021) untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut, kemudian metode ini dikembangkan
oleh Russ Frank, dimana metode ini dianggap cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam
diskusi kelompok.
Proses kegiatan pembelajaran siswa dalam pembelajaran memiliki peran yang strategis dalam
meningkatkan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2009 :
124) bahwa pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya merupakan “Kegiatan guru/dosen
menciptakan situasi agar siswa/mahasiswa belajar (Pananrangi & SH, 2017). Tujuan utama dari
pembelajaran adalah agar siswa/mahasiswa belajar”. Melalui proses belajar terjadi perubahan
perkembangan, kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelektual, sosial-emosional maupun sikap
dan nilai. Pendapat lain dikemukakan oleh E. Mulyasa dalam (Kolaborator, n.d.) bahwa aktivitas
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1457
pembelajaran merupakan “proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya (Djonomiarjo, 2020). Penilaian atau evaluasi adalah seluruh alat atau sarana yang
digunakan di sekolah untuk mengukur kinerja siswa secara formal, baik berupa kuis, tes, evaluasi
tertulis dan pemberian nilai/grades (Guru & Rayon, n.d.). Lebih jauh, Benjamin S. Bloom Sudjana
dalam (Mirdanda, 2018) menyatakan bahwa, ada tiga ranah utama hasil belajar, yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Pembelajaran dengan metode Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif, yang mirip dengan diskusi kelompok dengan ciri-ciri, siswa yang menjadi
anggota kelompok diberi nomor, guru tidak memanggil nama untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya, melainkan dengan memanggil nomor. Metode ini tepat digunakan dalam pembelajaran
Ekonomi di SMA/Madrasah Aliyah (MA) yang mendidik siswa untuk berani mengemukakan
pendapatnya dan berani mengajukan pertanyaan.
Kelebihan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai salah satu model pembelajaran
cooperative learning adalah bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk lebih aktif
dalam mengemukakan pendapatnya dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut karena menggunakan
nomor bukan nama siswa. Seringkali ketika siswa ditunjuk berdasarkan nama, mereka tidak mau
mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan.
Adapun tujuan Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Ekonomi di Kelas X.3 IPS SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu tahun pelajaran
2019/2020 semester ganjil yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT dan ntuk mengetahui dampak metode Numbered Head Together (NHT) dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas X.3 IPS SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu
tahun pelajaran 2019/2020 pada materi Pola Perilaku Konsumen dan Produsen dalam kegiatan
ekonomi. Manfaat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat; bagi siswa, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam membahas konsep pola
perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi. Bagi guru, dapat memilih, meningkatkan
strategi yang tepat dan kualitas pembelajaran ekonomi dan bagi Madrasah, sebagai umpan balik
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mutu madrasah melalui aktivitas siswa dan
kinerja guru.
Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu, Jalan Raya
Utara Lohbener No.50 Lohbener Indramayu untuk mata pelajaran Ekonomi. Sedangkan subyek
penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu kelas X.3 IPS dengan jumlah siswa
sebanyak 30 orang, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pemilihan kelas X.3 IPS
ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan partisipasi pada pembelajaran ekonomi di kelas
X.3 IPS. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Agustus sampai Oktober 2021.
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik madrasah, karena PTK memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan diskusi, a) Tes : dipergunakan untuk
mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. b). Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan
data tentang partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dan implementasi tipe NHT dan c).
Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1458
Hasil dan Pembahasan Penelitian
1. Siklus Pertama (dua kali pertemuan)
Tahap Perencanaan, Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 16
September 2021 dan 23 September 2021, Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari adalah KD 2
dengan materi pokok yang dibahas adalah mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen
dalam kegiatan ekonomi. Sebelumnya, telah dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
acuan dan pedoman dalam pembelajaran. Kriteri a keberhasilan siswa ditetapkan bila 100% dari
jumlah siswa terlibat aktif dalam membahas materi pelajaran, 75% siswa memiliki minat untuk
mempelajari materi yang dibahas, 75% siswa memiliki perhatian terhadap materi yang dibahas dalam
kelompoknya, 75% siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok, dan 75 % dari seluruh anggota
kelompok melakukan presentase, dan 80 % siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Tahap Pelaksanaan, Siklus pertama dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu selama dua kali
pertemuan; tanggal 16 September 2021 dan 23 September 2021. Pada pertemuan ke-1 jumlah siswa
yang hadir 28 orang dari 30 orang yang terdaftar di kelas X.3 IPS, 2 orang yang tidak hadir karena
tanpa keterangan atau alasan lain, dan observer sebagai kolaborator. Sedangkan pada pertemuan ke-2
siswa yang hadir 29 orang dari 30 orang, 1 orang tidak hadir karena sakit, dan 1 orang kolaborator.
Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Pertemuan ke-1 siklus pertama membahas perilaku produsen
dan konsumen dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan pada pertemuan ke-2 membahas tentang circular
flow diagram dalam perilaku produsen dan konsumenPembahasan mengenai kegiatan produsen dan
konsumen diawali dengan penjelasan dari guru kurang lebih 10 menit dan dilanjutkan dengan
pembentukan kelompok selama 10 menit, 30 menit menit setiap siswa berdiskusi dalam
kelompoknya, berikutnya dilanjutkan presentase oleh perwakilan kelompok yang dtunjuk dengan
menyebutkan nomor urut siswa, kurang lebih 30 menit, dan 10 menit terakhir digunakan untuk
menyimpulkan hasil temuan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya, pada pertemuan ke-2 membahas tentang curcular flow diagram diawali dengan
penjelasan dan gambar tentang circular flow diagram kurang lebih 10 menit, kelompoknya sama
dengan pertemuan pertama, 30 menit siswa berdiskusi dalam kelompoknya, dan kegiatan berikutnya
sama dengan pertemuan ke-2.
Tahap Pengamatan, Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan kolaborator
melakukan penilaian proses dan pengamatan terhadap kinerja kelompok, maupun pada saat persentase
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Aspek aktivitas siswa yang diamati
selama proses pembelajaran berlangsung meliputi : 1)Minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
kooperatif dengan metode NHT. 2) Perhatian siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, 3)
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, 4) Mempresentasikan hasil diskusi dalam
kelompoknya.
Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan PBM pada Siklus I Pertemuan ke-1
Kelompok
Skor
Perolehan
Skor
Ideal
Persentase
(%)
Keterangan
I
11
16
69
II
12
16
75
Tertinggi
III
12
16
75
IV
8
16
50
terendah
V
10
16
63
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1459
VI
10
16
63
Rata-rata
10,5
16
66
Tabel 2. Hasil Pengamatan PBM pada Siklus I Pertemuan ke-2
Kelompok
Skor
Perolehan
Skor
Ideal
Persentase
(%)
Keterangan
I
12
16
75
II
14
16
88
III
14
16
88
IV
14
16
88
V
12
16
75
VI
13
16
81
Rata-rata
13,17
16
83
Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa, rata-rata tingkat partisipasi siswa dalam diskusi
kelompok pada pertemuan ke-1 baru mencapai rata-rata 66%, sedangkan pada pertemuan ke-2 siklus I
mencapai 83%, derngan rata-rata tingkat partisipasi siswa pada siklus I adalah 74,5%.
Aktivitas guru pada pertemuan ke-1 Siklus I masih belum optimal, dibuktikan dengan
rendahnya skor perolehan yakni 68,18%, dan pada pertemuan ke-2 Siklus I adalah 77,27%,
sehingga diperoleh rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran sebesar 77, 73%.
Perolehan nilai rata-rata siswa dalam evaluasi pada pertemuan ke-1 Siklus I adalah 69,94
dan pada pertemuan ke-2 siklus I adalah 72,11, sehingga diperoleh rata-rata nilai perolehan siswa
pada siklus I adalah 71,03 atau telah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan.
Tahap Refleksi , beberapa keberhasilan dan hambatan yang terjadi pada siklus pertama adalah
sebagai berikut : 1) Sebagian besar siswa menganggap bahwa, pembelajaran kooperatif tipe NHT
merupakan hal yang baru dan masih merasa canggung untuk mempraktekkannya, meskipun dengan
model diskusi sudah sering dilaksanakan. 2) Dari sisi aktivitas guru, tampak belum terbiasa dengan
pembelajaran kooperatif tipe NHT dan masih canggung dalam mempraktekkannya. 3) Masih terdapat
kelompok yang masih belum serius mengikuti kegiatan diskusi di kelompoknya, karena kurang
bimbingan guru. 4) Ketika persentasi masih ada perwakilan kelompok yang belum menguasai materi
yang dibahas.
Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya, maka dilakukan
beberapa langkah sebagai berikut : 1) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam
pembelajaran. 2) Memberikan semangat kepada siswa agar meningkatkan aktivitasnya dalam
mengikuti pembelajaran. 3) Kepada guru yang bersangkutan diharapkan dapat mengelola
pembelajaran dengan sebaik-baiknya dengan memberikan bimbingan bagi anggota kelompok yang
mengalami kesulitan.
2. Siklus Kedua (satu pertemuan)
Tahap Perencanaan, Siklus kedua dilaksanakan tanggal 30 September 2021, dengan banyak
siswa 28 orang dari 30 orang siswa yang terdaftar di kelas X.3 IPS SMA Negeri 1 Lohbener
Indramayu, tiga orang yang tidak hadir karena 2 orang sakit dan 1 orang ijin. Selain itu, dihadiri oleh
satu orang kolaborator. Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama, yaitu: 1) Proses pembelajaran masih tetap menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe NHT, kelompok yang masih kurang aktif diberi semangat untuk terlibat secara aktif
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1460
dalam diskusi. 2) Pemberian reward kepada kelompok yang terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan, Siklus kedua dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu pada tanggal 30
September 2021, dihadiri oleh 29 siswa dari 30 siswa, dan observer sebagai kolaborator satu orang.
Pada siklus kedua ini, proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan, yakni mendeskripsikan peran produsen dan konsumen
dalam kegiatan ekonomi, sebagaimana terlampir. Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan dari
guru tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai dalam
pembelajaran kurang lebih 10 menit dan dilanjutkan dengan pembentukan kelompok selama 10 menit,
30 menit menit setiap siswa berdiskusi dalam kelompoknya, berikutnya dilanjutkan presentase oleh
perwakilan kelompok yang dtunjuk dengan menyebutkan nomor urut siswa, kurang lebih 30 menit,
dan 10 menit terakhir digunakan untuk menyimpulkan hasil temuan dan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Tahap Pengamatan, Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan kolaborator
melakukan penilaian proses dan pengamatan terhadap kinerja kelompok, maupun pada saat presentase
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan, seperti pada siklus pertama dan siklus
kedua. Aspek aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung meliputi : 1)
Minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif dengan metode NHT. 2) Perhatian siswa
dalam mengikuti diskusi kelompok. 3) Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran,
Mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompoknya.
Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus kedua adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. Hasil Perolehan Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II
Kelompok
Skor
Perolehan
Skor
Ideal
Persentase
(%)
Keterangan
I
13
16
81
II
16
16
100
III
15
16
94
IV
14
16
88
V
13
16
81
VI
15
16
94
Rata-rata
14
16
90
Sesuai dengan tabel di atas, bahwa tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus I, yakni mencapai 90%. Hasil observasi aktivitas guru
dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II mengalami peningkatan, yakni mencapai skor 36 atau
81,82 % Berdasarkan hasil pengamatan, guru melakukan bimbingan kepada siswa ketika diskusi
berlangsung dan memberikan pengarahan tentang pembelajaran kooperatif tipe NHT sebelum
kegiatan diskusi dimulai.
Hasil evaluasi terhaadap penguasaan materi pelajaran berdasarkan rata-rata nilai yang dicapai
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni mencapai 74,03, artinya secara umum
telah mencapai ketuntasan, meskipun terdapat beberapa orang yang belum mencapai ketuntasan.
Tahap Refleksi, Sesuai dengan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran pada siklus II, terdapat beberapa temuan sebagai berikut, 1) Tingkat aktivitas siswa
tampak sangat aktif dan mengalami kemajuan, hampir semua kelompok mengalami peningkatan,
misalnya dari sisi minat mengikuti pembelajaran 83,33%, perhatian terhadap materi pelajaran 87,5%,
partisipasi dalam diskusi di kelompoknya 100 % dan persentase 95,83 %. 2) Dari segi hasil belajar,
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1461
pada siklus kedua mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar dari 72,11 menjadi 74,03, meskipun
terdapat beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan.
3. Proses Menganalisis Data
Sebagaimana diuraikan dalam latar belakang penelitian, bahwa aktivitas siswa daalm proses
pembelajaran sangat rendah sehingga pembelajaran mata pelajaran Ekonomi dianggap kurang
bermanfaat dan bermakna. Rendahnya tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ditandai
dengan beberapa hal, antara lain; (1) Siswa kurang keberanian untuk mengemukakan pendapatnya,
(2) Siswa kurang terlibat aktif dalam proses belajar mengajar yang disebabkan guru mengajar
cenderung teks book oriented; (3) Strategi pembelajaran yang tidak merangsang siswa untuk
bertanya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari; (4) Siswa menganggap materi
pelajaran ekonomi membosankan dan kurang memberi manfaat. Sesuai dengan hasil belajar pada
tahun sebelumnya yang dipaparkan pada latar belakang masalah pada semua kelas X hanya mencapai
rata-rata 63. Hal ini menunjukkan jauh dari batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu
alternatif yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, seperti yang telah dipaparkan di
atas. Tindakan ini diterapkan selama dua siklus terhadap siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1 Lohbener
Indramayu, dan ternyata hasil penelitian tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
4. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, aktivitas belajar siswa dari siklus I,
dan siklus II, dapat dilihat dalam presentase sebagai berikut :
Tabel 4. Data Hasil Pengamatan pada Siklus I, Siklus II
No
Siklus
Aspek yang diamati dalam %
Minat
Perhatian
Partisipasi
Presentasi
Rerata
1
I
77,08%
70,84%
72,90%
72,91%
73,43%
2
II
83,33%
87,50%
91,67%
95,83%
89,58%
Data di atas menunjukkan bahwa, terjadi peningkatan 16,15% dari siklus pertama ke siklus
kedua. Peningkatan tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas X.3 IPS SMA Negeri
1 Lohbener Indramayu selama tiga siklus penelitian tindakan kelas, dapat lebih jelas dilihat pada tabel
berikut :
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1462
Grafik 1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
Perbandingan tingkat ketercapaian aktivitas siswa dengan kriteria ideal yang ditetapkan
terlihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5. Tingkat Ketercapaian Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
No
Kondisi
Aspek yang diamati dalam %
Minat
Perhatian
Partisipasi
Presentase
Aktivitas
1
Kriteria
Ketercapaian
75%
75%
75%
75%
100%
2
Siklus II
83,33%
87,5%
91,67%
95,83%
89,58%
Keterangan
terlampaui
terlampaui
terlampaui
terlampaui
Mendekati
Dari data di atas, menunjukkan bahwa, setiap siswa menunjukkan aktivitasnya, seperti minat,
perhatian, partisipasi dan presentase talah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Aspek kedua selain aktivitas siswa yang dijadikan kriteria untuk menentukan keberhasilan
pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah perolehan hasil belajar. Perkembangan hasil belajar dari
tiap-tiap siklus dapat digambarkan sebagaimana dalam tabel berikut :
Tabel 6. Perolehan Hasil Belajar pada setiap Siklus
No
Siklus
Perolehan Hasil Belajar
1
Siklus I
71,03
2
Siklus II
74,03
Berdasarkan kedua data, baik mengenai aktivitas siswa maupun hasil belajar siswa dapat
disimpulkan bahwa penerapan kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam upaya
meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ekonomi di Kelas X.3 IPS
SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu dinyatakan berhasil.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Minat Perhatian Partisipasi Presentase
Siklus I
Siklus II
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1463
Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ekonomi di kelas X.3 IPS SMA Negeri 1
Lohbener Indramayu tahun pelajaran 2021/2022 semester ganjil. Peningkatan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran Ekonomi dapat terlihat pada hal-hal sebagai berikut :1) Aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran Ekonomi cukup tinggi, karena meskipun belum mencapai kriteria yang
ditetapkan, yakni 85% siswa terlibat aktif namun terjadi peningkatan pada setiap siklus, 2)Kelompok
siswa memiliki minat yang tinggi dalam proses pembelajaran, karena melampaui kriteria yang
ditetapkan, yakni 83,33 % melampaui kriteria yang ditetapkan 75%, 3) Siswa memiliki perhatian
yang tinggi dalam proses pembelajaran karena telah melampaui kriteria yang ditentukan, yakni 87,5%
jauh melampaui kriteria yang ditetapkan sebesar 75%, 4) Siswa memiliki partisipasi yang sangat
tinggi dalam proses pembelajaran karena telah melebihi kriteria yang ditetapkan, yakni 91,67 %, jauh
melampaui kriteria yang ditetapkan sebesar 75%, 5) Siswa memiliki kemampuan melakukan
presentase yang sangat tinggi karena telah melampaui kriteria yang ditetapkan, yakni 95,83%, jauh
melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebesar 75%. Selain itu, berdasarkan hasil belajar dari
masing-masing siklus adalah sebagai berikut : siklus I mencapai 71,03, siklus II siswa memperoleh
rata-rata nilai 74,03. Kesimpulan yang dapat ditarik dari data di atas, bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran
Ekonomi di Kelas X.3 IPS SMA Negeri 1 Lohbener Indramayu.
Sesuai dengan kesimpulan penelitian tindakan kelas yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1) Pembelajaran Ekonomi kiranya dapat
dilakukan dengan metode bervariasi agar tidak menimbulkan kejenuhan pada siswa, 2) Agar
pembelajaran yang dilaksanakan dapat berhasil kiranya dapat melibatkan siswa atau berorientasi pada
siswa, 3) Karena keterbatasan waktu yang tersedia, kiranya penelitian tindakan kelas yang serupa
dilakukan secara terencana dan kualitasnya semakin baik.
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1464
Bibliogafi
Ali, Ismun. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperativelearning) Dalam Pengajaran Pendidikan
Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247264.
Https://Doi.Org/10.31980/Mosharafa.V5i2.272
Djonomiarjo, Triono. (2020). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar.
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 5(1), 3946.
Https://Doi.Org/10.37905/Aksara.5.1.39-46.2019
Guru, Pendidikan D. A. N. Latihan Profesi, & Rayon, Panitia Sertifikasi Guru P. S. G. (N.D.). Modul
Pengantar Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk). Retrieved From
Https://Psg44.Umm.Ac.Id/Files/File/2014/Modul Plpg/Pdf Ptk.Pdf
Kolaborator, C. (N.D.). A. Tujuan Penelitian. Retrieved From
Http://Eprints.Walisongo.Ac.Id/Id/Eprint/1964/
Mirdanda, Arsyi. (2018). Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik Serta Hubungannya Dengan
Hasil Belajar. Retrieved From
Https://Books.Google.Co.Id/Books?Hl=Id&Lr=&Id=Pf_Hdwaaqbaj&Oi=Fnd&Pg=Pr4&Dq=Be
njamin+S.+Bloom+Sudjana,+2009+:+23)+Menyatakan+Bahwa,+Ada+Tiga+Ranah+Utama+Ha
sil+Belajar,+Yaitu+Ranah+Kognitif,+Afektif+Dan+Psikomotorik.+++&Ots=Yffwb1cnx3&Sig=
Swxvymmeityb2ttmx-Xwfz5ojdg&Redir_Esc=Y#V=Onepage&Q&F=False
Muhson, Ali. (2011). Manajemen Pembelajaran Dengan Portfolio-Based Instruction Untuk
Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar. Jurnal Sosoal Dan Ekonomi Nomor, 5. Retrieved From
Http://Staffnew.Uny.Ac.Id/Upload/132232818/Penelitian/Ali+Muhson+(2011)+Manajemen+Pe
mbelajaran+Dengan+Portfolio-
Based+Instruction+Untuk+Meningkatkan+Proses+Dan+Hasil+Belajar.Pdf
Nurliana, Nurliana. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Probing Promting Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Madrasah Aliyah Swasta Cipta Simpang Dolok Tp
2019/2020. Retrieved From Http://Repository.Uinsu.Ac.Id/10010/
Pananrangi, H. Andi Rasyid, & Sh, M. Pd. (2017). Manajemen Pendidikan (Vol. 1). Retrieved From
Https://Books.Google.Co.Id/Books?Hl=Id&Lr=&Id=Lwa2dwaaqbaj&Oi=Fnd&Pg=Pr1&Dq=H
al+Ini+Sesuai+Dengan+Pendapat+Tim+Pengembang+Ilmu+Pendidikan+(2009+:+124)+Bahwa
+Pembelajaran+Atau+Pengajaran+Pada+Dasarnya+Merupakan+“Kegiatan+Guru/Dosen+Menci
ptakan+Situasi+Agar+Siswa/Mahasiswa+Belajar&Ots=1pvduqrbjc&Sig=7jm9xt5ttdeqlhp1w5gf
xfur_Cy&Redir_Esc=Y#V=Onepage&Q&F=False
Riadin, Agung, & Jailani, Muhammad. (2019). Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi
Dengan Menerapkan Model Cooperatif Tipe Nht (Numbered Head Together) Dan Tipe Ioc
(Inside Outside Circle) Pada Peserta Didik Sma Muhammadiyah 1 Palangkaraya. Pedagogik:
Jurnal Pendidikan, 14(2), 6070. Https://Doi.Org/10.33084/Pedagogik.V14i2.1042
Utomo, Avif Arfianto Purwoko. (2015). Internalisasi Wawasan Bahari Dalam Pembelajaran Sejarah
Materi Pokok Kedatangan Bangsa Barat Studi Kasus Sma N 1 Kendal. Forum Ilmu Sosial,
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1465
42(2), 150160. Https://Doi.Org/10.15294/Fis.V42i2.9333
Ali, Ismun. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperativelearning) Dalam Pengajaran Pendidikan
Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247264.
Https://Doi.Org/10.31980/Mosharafa.V5i2.272
Djonomiarjo, Triono. (2020). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar.
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 5(1), 3946.
Https://Doi.Org/10.37905/Aksara.5.1.39-46.2019
Guru, Pendidikan D. A. N. Latihan Profesi, & Rayon, Panitia Sertifikasi Guru P. S. G. (N.D.). Modul
Pengantar Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk). Retrieved From
Https://Psg44.Umm.Ac.Id/Files/File/2014/Modul Plpg/Pdf Ptk.Pdf
Kolaborator, C. (N.D.). A. Tujuan Penelitian. Retrieved From
Http://Eprints.Walisongo.Ac.Id/Id/Eprint/1964/
Mirdanda, Arsyi. (2018). Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik Serta Hubungannya Dengan
Hasil Belajar. Retrieved From
Https://Books.Google.Co.Id/Books?Hl=Id&Lr=&Id=Pf_Hdwaaqbaj&Oi=Fnd&Pg=Pr4&Dq=Be
njamin+S.+Bloom+Sudjana,+2009+:+23)+Menyatakan+Bahwa,+Ada+Tiga+Ranah+Utama+Ha
sil+Belajar,+Yaitu+Ranah+Kognitif,+Afektif+Dan+Psikomotorik.+++&Ots=Yffwb1cnx3&Sig=
Swxvymmeityb2ttmx-Xwfz5ojdg&Redir_Esc=Y#V=Onepage&Q&F=False
Muhson, Ali. (2011). Manajemen Pembelajaran Dengan Portfolio-Based Instruction Untuk
Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar. Jurnal Sosoal Dan Ekonomi Nomor, 5. Retrieved From
Http://Staffnew.Uny.Ac.Id/Upload/132232818/Penelitian/Ali+Muhson+(2011)+Manajemen+Pe
mbelajaran+Dengan+Portfolio-
Based+Instruction+Untuk+Meningkatkan+Proses+Dan+Hasil+Belajar.Pdf
Nurliana, Nurliana. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Probing Promting Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Madrasah Aliyah Swasta Cipta Simpang Dolok Tp
2019/2020. Retrieved From Http://Repository.Uinsu.Ac.Id/10010/
Pananrangi, H. Andi Rasyid, & Sh, M. Pd. (2017). Manajemen Pendidikan (Vol. 1). Retrieved From
Https://Books.Google.Co.Id/Books?Hl=Id&Lr=&Id=Lwa2dwaaqbaj&Oi=Fnd&Pg=Pr1&Dq=H
al+Ini+Sesuai+Dengan+Pendapat+Tim+Pengembang+Ilmu+Pendidikan+(2009+:+124)+Bahwa
+Pembelajaran+Atau+Pengajaran+Pada+Dasarnya+Merupakan+“Kegiatan+Guru/Dosen+Menci
ptakan+Situasi+Agar+Siswa/Mahasiswa+Belajar&Ots=1pvduqrbjc&Sig=7jm9xt5ttdeqlhp1w5gf
xfur_Cy&Redir_Esc=Y#V=Onepage&Q&F=False
Riadin, Agung, & Jailani, Muhammad. (2019). Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi
Dengan Menerapkan Model Cooperatif Tipe Nht (Numbered Head Together) Dan Tipe Ioc
(Inside Outside Circle) Pada Peserta Didik Sma Muhammadiyah 1 Palangkaraya. Pedagogik:
Jurnal Pendidikan, 14(2), 6070. Https://Doi.Org/10.33084/Pedagogik.V14i2.1042
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Materi Perilaku Konsumen dan Produsen
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 3, No. 11, November 2022
1466
Utomo, Avif Arfianto Purwoko. (2015). Internalisasi Wawasan Bahari Dalam Pembelajaran Sejarah
Materi Pokok Kedatangan Bangsa Barat Studi Kasus Sma N 1 Kendal. Forum Ilmu Sosial,
42(2), 150160. Https://Doi.Org/10.15294/Fis.V42i2.9333